Friday, July 23, 2010

faktor-faktor penyebab keberhasilan partisipasi tokoh masyarakat dalam pelaksanaan Program SLTP Terbuka di Tempat Kegiatan Belajar (TKB) Indularang Desa Purwarahayu Kecamatan Taraju



BAB I

PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang Penelitian

Pembangunan di bidang pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan keluarga hal ini berarti masalah pendidikan dalam kehidupan harus diprioritaskan, apalagi di zaman modern sekarang ini yang penuh dengan tantangan. Pendidikan diharapkan dapat membawa ke arah suatu perubahan yang dapat menjawab segala tantangan zaman yang semakin kompleks.

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Drs. Sutaryat T. MA (1986) yang berbunyi sebagai berikut :

Pendidikan akan membawa perubahan sikap, nilai-nilai dan perilaku pada individu, kelompok dan masyarakat. Perubahan tersebut menghantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan yang semakin bervariasi dan memberi ke arah pemenuhan. (Drs. Sutaryat T., MA.,                 1986 : 2).

Kesungguhan pemerintah Indonesia dalam masalah pendidikan tercantum pada isi Undang-undang Dasar 1945 Bab XIII pasal 31 ayat 1 dan ayat 2 yang berbunyi :
1.      Tiap-tiap  warga negara berhak mendapatkan pengajaran
2.      Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu pengajaran nasional yang diatur oleh Undang-undang. (Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan ayat 2).
Pernyataan di atas merupakan ketegasan pemerintah agar penduduk Indonesia berpendidikan, tetapi ketegasan ini tidak menyatakan tentang jenjang atau tingkat pendidikan yang harus dicapai bangsa Indonesia, hal ini berakibat penduduk Indonesia mayoritas  hanya sampai pendidikan tamatan SD, terutama di daerah-daerah pedesaan, tetapi di sisi lain kehidupan manusia dituntut untuk menghadapi kemajuan zaman, oleh karena itu sumber daya manusia perlu ditingkatkan kualitasnya.
Kualitas manusia sangat menentukan kepada majunya suatu negara bahkan tingginya derajat bangsa itu sendiri. Hal ini sesuai dengan keterangan pada Q.S. A-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi : Allah SWT meningkatkan derajat di antara mereka bagi orang yang berilmu. (Q.S. A-Mujadalah ayat 11).
Dengan dasar pernyataan-pernyataan di atas guna meningkatkan derajat sumber daya manusia, maka pada tanggal 2 Mei 1994 Presiden Suharto mencanangkan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Tetapi untuk mensukseskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun pemerintah menghadapi kendala-kendala diantaranya (gedung SLTP) yang tersedia, disamping itu keadaan dana pemerintah untuk membangun sekolah-sekolah dan mengangkat tenaga pendidik baik secara kuantitas maupun kualitas tidak mencukupi.
     Masalah ini dalam bidang pendidikan di Indonesia sebagaimana halnya di negara-negara berkembang lainnya adalah masalah perluasaan kesempatan belajar. Setiap tahun siswa yang memerlukan tempat belajar selalu melebihi daya tampung yang ada, walaupun daya tampung itu sendiri terus dikembangkan. (Drs. Noehi Nasution, MA., 1995 : 17).

Maka dengan demikian pemerintah mencari alternatif pemecahannya, SMP Terbuka merupakan alternatif yang tepat ke arah ini.
     SLTP Terbuka diadakan sebagai salah satu usaha untuk memperluas kesempatan memperoleh pendidikan di tingkat SLTP bagi lulusan SD dan MI yang karena faktor sosial, ekonomi dan geografis tidak dapat melanjutkan ke SLTP reguler kurangnya kemampuan pemerintah untuk membangun gedung baru dan pengarahan guru yang berkualitas, merupakan hambatan tersendiri untuk membangun pendidikan pada saat itu. (Dra. Hj. Tati Sumiati, 1996 : 30)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa SLTP Terbuka merupakan sarana pendidikan, yang memanfaatkan sarana yang sudah ada dengan kata lain pemerintah tidak perlu membangun gedung-gedung sekolah baru dan mengangkat guru baru, tetapi program wajib belajar pendidikan 9 tahun tetap berjalan. Penyelenggaraan SLTP Terbuka berbeda dengan penyelenggaraan SLTP reguler dimana SLTP Terbuka banyak melibatkan masyarakat di antaranya penyediaann Tempat Kegiatan Belajar (TKB), penyediaan guru pembimbing dan guru pembimbing khusus kesemuanya dari warga masyarakat. Sehingga dengan demikian keberadaan SLTP Terbuka perlu dimasyarakatkan supaya masyarakat dapat memanfaatkan keberadaannya. Untuk usaha ke arah itu sangat perlu pemerintah memanfaatkan kharisma para tokoh masyarakat, dimana tokoh masyarakat ini merupakan motivator masyarakat dalam segala bentuk kegiatan di daerahnya. Dengan adanya partisipasi tokoh masyarakat dapat memperlancar cepatnya program wajar dikdas 9 tahun melalui SLTP Terbuka dapat diterima oleh masyarakat. Keberadaan SLTP Terbuka mempunyai manfaat baik bagi orang tua siswa maupun bagi masyarakat, adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Manfaat bagi Masyarakat
1.      Kegiatan sosial ekonomi tidak terganggu
2.      Biaya dapat ditekan serendah mungkin, bahkan tidak ada biaya sama sekali
3.      Dihargainya anggota masyarakat yang mampu bertindak sebagai nara sumber. Nara sumber itu bisa berupa tokoh agama, pemuka masyarakat, guru SD dan pengusaha yang ada pada sekitar mereka yang membantu terselenggaranya kegiatan belajar SLTP Terbuka.
4.      Meningkatnya taraf pendidikan dasar yang diperlukan dalam menghadapi pembangunan dan perkembangan zaman.
5.      Dikembangkannya sumber belajar baru

b.      Manfaat SLTP Terbuka bagi masyarakat/pemerintah
Manfaat SLTP bagi pemerintah :
a.       Dapat dipercepatnya perluasan kesempatan belajar pada jenjang SLTP.
b.      Tidak diperlukannya biaya yang besar untuk pembangunan sekolah dan pengangkatn guru baru.
c.       Meningkatnya partisipasi masyarakat daan kepeduliannya masyarakat sehinggga lebih memperingan tanggung jawab pemerintah.
(Drs. Noehi Nasution, 1995 : 36).

Keberadaan SLTP Terbuka telah ada sejak 1996 dan diantaranya sudah ada yang berhasil, keberhasilan ini bukan saja ditentukan oleh baiknya program dan cukupnya sarana dari pemerintah, tetapi yang paling menentukan adalah kuatnya partisipasi para tokoh masyarakat terhadap program tersebut, dimana di masyarakat khususnya di daerah pedesaan tokoh masyarakat merupakan wakil dari pemerintah.

B.     Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas serta hasil pengamatan di lapangan, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1.      Mengungkapkan data tentang faktor-faktor penyebab keberhasilan partisipasi tokoh masyarakat dalam pelaksanaan Program SLTP Terbuka di Tempat Kegiatan Belajar (TKB) Indularang Desa Purwarahayu Kecamatan Taraju.
2.      SLTP Terbuka merupakan program persekolahan yang membuka kesempatan belajar lanjutan bagi masyarakat yang bermasalah sosial, ekonomi, geografis dan lain-lain.
3.      Partisipasi masyarakat merupakan dinamisator dan stabilisator pembangunan masyarakat pedesaan khususnya di dalam bidang pendidikan.
4.      SLTP Terbuka merupakan salah satu program wajar dikdas 9 tahun yang cukup efektif dibandingkan dengan program yang lainnya.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dalam penelitian ini penulis rumuskan masalahnya meliputi “Bagaimana pengaruh partisifasi tokoh masyarakat dalam pelaksanaan SLTP Terbuka”.

 

C.     Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini meliputi :

1.      mengungkapkan data tentang faktor-faktor penyebab keberhasilan program SLTP Terbuka, di Tempat Kegiatan Belajar (TKB) Indularang Desa Purwarahayu Kecamatan Taraju.
2.      Untuk bahan informasi kepada masyarakat tentang keberadaan SLTP Terbuka dan manfaatnya, khususnya bagi masyarakat di pedesaan.
3.      Untuk mengetahui sejauh mana kesadaran masyarakat terhadap pendidikan lanjutan.
4.      Untuk mengungkapkan data bahwa peranan tokoh masyarakat dalam pembangunan cukup dominan.

D.     Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian dalam penulisan ini adalah :

1.      Diharapkan berguna bagi kepentingan pengembangan ilmu atau teori yang berkenaan dengan teori partisipasi, kepemimpinan dan perubahan sosial.
2.      Diharapkan sebagai lahan kajian bagi para pengelola dan lembaga terkait dalam pelaksanaan program wajar dikdas 9 tahun khususnya melalui SLTP Terbuka.
3.      Diharapkan hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan perbaikan/ penyempurnaan bagi penyelenggara SLTP Terbuka di masa yang akan datang.
4.      Diharapakan dapat mendorong peneliti yang lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, karena penelitian ini baru merupakan penelitian pendahuluan.



E.     Kerangka Pemikiran

  1. Anggapan Dasar
Untuk lebih mengarahkan penulisan ini maka diperlukan titik tolak pemikiran dari permasalahan yang diteliti. Adapun titik tolak pemikiran tersebut penulis berpedoman kepada anggapan dasar sebagai berikut :
a.       Kegiatan partisipasi masyarakat yang tumbuh dari tanggung jawab masyarakaat desa mutlak diperlukan sesuai dengan hakekat pembangunan desa yang pada dasarnya/prinsipnya dilaksanakan oleh masyarakat sendiri dari dan untuk masyarakat. (Santoso S. Hamijoyo, 1973 : 126).

b.      SLTP Terbuka merupakan sistem pendidikan yang dapat memberikan kesempatan belajar kepada lulusan SD/MI yang tidak dapat meneruskan ke sekolah reguler karena alasan sosial ekonomi dan geografis. Sistem pendidikan ini diselenggarakan dengan memanfaatkan sumber belajar seperti tenaga pengajar, ruang belajar dan pasilitas belajar yang telah tersedia di masyarakat. Karena itu sistem ini dikembangkan relatif cepat tanpa menuntut disediakannya guru-guru dan gedung-gedung sekolah khusus SLTP Terbuka. (Drs. Noehi Nasution, MA., 1995 : 24)

c.       Perubahan sosial adalah proses yang didalamnya terjadi perubahan struktur dan fungsi dari suatu sistem sosial, dimana struktur sistem sosial dibentuk oleh status individu dalam prestise kelompok, sedangkan fungsi di bentuk oleh peranan dan perilaku individu dalam status tertentu (Everes, dalam Sutaryat T., 1984 : 3).

d.      Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. (Prof. Dr. Mohammad Surya, 1992 : 23).

  1. Pertanyaan Penelitian
Untuk mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka penulis menentukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
Bagaimana partisipasi tokoh masyarakat dalam rangka pelaksanaan program SLTP Terbuka di Tempat Kegiatan Belajar Indularang Desa Purwarahayu Kecamatan Taraju.

F.      Penjelasan Istilah

Untuk menjaga kesimpangsiuran dalam menggunakan istilah dalam skripsi ini, maka penulis merasa perlu menguraikan hal-hal sebagai berikut :

  1. Partisipasi adalah keterlibatan tenaga, mental, pikiran dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha yang bersangkutan.
  2. Tokoh masyarakat adalah seseorang yang dipercayai oleh orang banyak di lingkungannya karena keilmuannya, sikap, dan dapat mempengaruhi serta memberikan motivasi dan saran kepada orang-orang dilingkungannya. Sedangkan menurut Komeno Doni yang disebut tokoh masyarakat yaitu seseorang yang menjadi panutan orang banyak dalam lingkungannya serta dapat membimbing, memberikan motivasi dan pemberi keputusan dalam suatu kegiatan (Dra. Komeno Doni MM., 1999 : 17).
Sedangkan pendapat lain yang disebut Tokoh masyarakat yakitu seseorang yang mempunyai pengaruh dan pranata sosial yang dapat diarahkan mendorong tercapainya suatu tujuan (Drs. Rukman Heryana, MM., 1999 : 16).
  1. SLTP Terbuka adalah suatu sub sistem pendidikan jalur sekolah yang menggunakan prinsip belajar mandiri dengan bantuan semininal mungkin dari orang lain (Drs. Noehi Nasution, MA., 1995 : 16).

G.    Metode dan Teknik Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, karena masalah yang diteliti sedang berjalan langsung pada saat ini, sedangkan teknik pengumpulan data dengan menggunakan :
  1. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan maksud untuk memperoleh gambaran data yang dipergunakan dengan jalan mengadakan pengamataan langsung terhadap obyek penelitian.
  2. Wawancara adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang ada kaitannya dengan penelitian melalui tanya jawab secara langsung dengan responden.
  3. Angket, ini digunakan untuk mendapatkan data yang diberikan kepada responden dengan menggunakan serangkaian daftar pertanyaan mengenai masalah yang dibahas.
  4. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan bersumber kepada daaaata yang telah tersimpan dalam dokumen tertentu.

H.    Populasi dan Sampel

1.      Menentukan Populasi

Menurut Winarno Surachmad Populasi adalah sekelompok subyek baik manusia, gejala-gejala, nilai-nilai tes, benda-benda atau peristiwa-peristiwa (Winarno Surachmad, 1992 : 93).
Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah :
a.       Tokoh masyarakat                    :    4    orang
b.      Kepala SLTPN                        :    1   orang
c.       Guru Pembimbing                     :    2    orang
d.      Guru bina/guru mata pelajaran
dari SLTPN Induk                    :    4    orang
e.       Warga belajar                           :    30 orang
Jumlah                                      :    41 orang

2.      Penentuan Sampel

Yang dimaksud sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang mewakili seluruh populasi. Adapun sampel yang dijadikan obyek penelitian, yaitu sebanyak 47 orang (total sampel).


I.       Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan ini disusun sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Yang memuat dan menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, penjelasan istilah, metode dan teknik penelitian, populasi dan sampel.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tentang Tinjauan Pustaka yang mendukung pada masalah yang diteliti.
BAB III :  PROSEDUR PENELITIAN
Menguraikan tentang prosedur penelitian yang meliputi penentuan populasi dan saampel, metode dan teknik penelitian, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan data.
BAB IV :   Menguraikan gambaran umum Kampung Indularang Desa Purwarahayu, pengolahan data, pembahasan hasil penelitian sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.
BAB V :  Menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran.

 








Kerajaan Demak Sebagai Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa : Suatu Tinjauan Sejarah



BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Berdirinya kerajaan Demak adalah suatu peristiwa klasik dalam sejarah Indonesia (R. Moh. Ali, 1963 : 72). Dikatakan klasik, karena terjadi pada saat situasi sosial, politik serta budaya masyarakat Jawa ada dalam belenggu adat istiadat.

Berbicara awal terbentuknya kerajaan Demak, tidak bisa melepaskan diri pembahasannya dari keberadaan kerajaan Majapahit yang sudah berdiri sebagai pendahulunya. Dalam berbagai literatur diungkapkan, bahwa berdirinya kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, pada saat di dalam kerajaan Majapahit sedang terjadi krisis politik yang menjurus ke arah perang rentan dengan terjadinya pemberontakan-pemberontakan yang dipimpin oleh para tokoh yang sudah tidak setia kepada sang penguasa.
Kendatipun demikian keberadaannya, kerajaan Majapahit telah tercatat dalam sejarah Indonesia, sebagai kerajaan yang bernafaskan Hindu dan telah mampu memperkenalkan Nusantara ke dalam pergaulan intenasional yang sangat disegani kawan maupun lawan. Kebesaran Majapahit pun tidak lepas dari keberadaan seorang pemimpin bijak yaitu Raja Hayam Wuruk yang mendapat bantuan serta dorongan kuat dari Mahapatih Gajah Mada.
Dengan keahliannya dalam berperang, Mahapatih Gajah Mada bercita-cita ingin menyatukan kawasan Nusantara ada di bawah pengawasan Majapahit. Kehebatan Gajah Mada digambarkan oleh Hamka adalah laksana Bismarek bagi Jerman. Mencita-citakan imperium yang besar atas seluruh kepulauan Nusantara merupakan cita-cita terbesar yang pernah ke luar dari pemikiran Gajah Mada. (Hamka, 1982 : 10).
Menurut R. Moh. Ali (1963 : 72) bahwa awal kejadian berdirinya kerajaan Demak sangat erat keberadaannya dengan seorang tokoh bernama R. Patah. Menurutnya, pada suatu peristiwa Raden Patah diperintah oleh Sunan Ampel untuk merantau ke arah Barat dan bermukim di sebuah tempat yang diberi nama Demelakan artinya tempat rawa. Dikemudian hari nama tersebut berubah menjadi Demak.
Daerah Demak yang berdiri di dataran Jawa Tengah ini, mempunyai arti khusus bagi perkembangan selanjutnya, karena mencerminkan masa sejarah yang penuh dinamika kehidupan bercita-cita. Di daerah inilah R. Patah kemudian mendirikan kerajaan Islam pertama di tanah Jawa. Dikemudian hari Demak ini dijadikan suatu tempat yang sangat penting oleh para wali dalam upayanya penyebaran Islam di Pulau Jawa.
Secara geografis, letak kerajaan Demak ini menempati posisi yang sangat strategis, yakni terletak di tepi pantai laut Nusantara, pada jalan pelayaran perniagaan dunia yang melintang dari Maluku ke Malaka (R. Moh. Ali, 1963 : 72). Dengan posisinya yang sangat strategis, sehingga mempermudah upaya-upaya pembangunan dan pengembangan kerajaan Demak diberbagai sektor, terutama di bidang perdagangan dan proses penyebaran Islam yang dikomandani oleh para wali.
Ditinjau dari sudut morfologi sejarah, bahwa Demak mula-mula berdiri sebagai kerajaan Islam yang bercorak agraris yang akhirnya, karena proses waktu, Demak menjadi kerajaan besar bercorak kerajaan niaga. Memasuki tahun 1475, Demak sudah merupakan kerajaan yang diakui sebagai kerajaan yang dipertuan oleh Maharaja Majapahit. Bagaimanapun kebesaran Demak ini ditunjang oleh dua sipat dari karakter kerajaan, yaitu sifat-sifat agraris dan maritim, dan didukung pula oleh kekuatan Islam yang menjadi daya dorong bagi kebesarannya. Berdasar kepada hal-hal seperti terurai di atas, penulis sangat tertarik untuk menulis karya tulis skripsi dengan judul “Kerajaan Demak Sebagai Kerajaan Islam Pertama di Pulau         Jawa : Suatu Tinjauan Sejarah”.

B.     Perumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan kepada uraian tersebut di atas, maka dirumuskan perumusan masalahnya sebagai berikut :
1.      Bagaimana situasi Pulau Jawa sebelum kerajaan Demak berdiri ?
2.      Bagaimana proses masuknya Islam di Pulau Jawa serta bagaimana pula runtuhnya kerajaan Majapahir ?
3.      Bagaimana proses awal berdirinya kerajaan Islam Demak ?
4.      Mengapa Wali Songo lebih memilih Demak sebagai pusat penyebaran Islam di Jawa ?
5.      Bagaimana perkembangan kerajaan Demak dan faktor apa saja yang menjadi penyebab keruntuhan kerajaan Islam Demak ?
Supaya pembahasan lebih terfokus pada permasalahan, maka permasalahannya dibatasi pada Kerajaan Demak sebagai Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa.

C.     Tujuan Penulisan

Skripsi ini ditulis dengan tujuan sebagai berikut :

1.      Untuk mengetahui situasi Pulau Jawa sebelum kerajaan Demak berdiri sekitar tahun 1478.
2.      Untuk mengetahui lebih jauh proses masuknya Agama Islam ke Pulau Jawa yang berpengaruh terhadap runtuhnya kerajaan Majapahit pada 1478.
3.      Untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai proses awal berdirinya Kerajaan Islam Demak.
4.      Ingin mengetahui secara lebih jauh peran Wali Songo dalam proses Islamisasi di Jawa yang menjadikan Demak sebagai pusat penyebarannya.
5.      Ingin mengetahui perkembangan kerajaan Islam Demak serta akhir keruntuhannya.

D.    Metode dan Teknik Penelitian

Sesuai dengan topik masalah yang akan diteliti yakni aspek kesejarahan, maka metode yang dipakai dalam penelitian inipun adalah metode sejarah dengan penekanan pada studi kepustakaan. Adapun tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian sebagai berikut :
1.      Heuristik, yaitu tahapan pertama dari penelitian sejarah. Pada tahapan ini penulis mencari sumber-sumber, bahan-bahan yang sesuai dengan topik masalah yang sedang diteliti. Pada proses heuristik ini, penulis melakukan studi kepustakaan di perpustakaan.
2.      Kritik, yaitu tahapan ke dua dari metode penelitian sejarah. Pada tahapan ini, sumber-sumber dan bahan-bahan yang sudah terkumpul dikritik baik secara intern maupun ekstern sehingga dapat diperoleh data-data dan fakta.
3.      Interprestasi, yaitu tahapan ketiga dari metode penelitian sejarah. Tahapan ini, data-data dan fakta-fakta ayng sudah teruji tingkat validitasnya diberi penafsiran, dan direkonstruksi, sehingga lahirlah kisah sejarah dari peristiwa yang diteliti.
4.      Historiografi, yaitu tahapan keempat dari metode penelitian sejarah. Pada tahapan ini dibuat laporan tertulis dari hasil penelitian dalam bentuk kisah sejarah yang sudah dapat dipahami dan dimengerti isinya.

E.     Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dalam IV Bab, dengan kronologi sebagai berikut :

BAB    I      PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi penjelasan umum mengenai latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode dan teknik penelitian dan sistematika penulisan.
BAB    II    PULAU JAWA SEBELUM KERAJAAN DEMAK BERDIRI
Di dalamnya menguraikan kehidupan masyarakat Jawa pra-Islam, masuknya Islam di Pulau Jawa, dan runtuhnya kerajaan Majapahit.
BAB    III   DEMAK BERDIRI SEBAGAI KERAJAAN ISLAM PERTAMA DI JAWA
Di dalamnya membahas awal berdirinya kerajaan Demak, Peranan Wali Sanga dalam penyebaran Islam, Perkembangan Kerajaan Demak, dan keruntuhan kerajaan Demak.
BAB    IV   KESIMPULAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan-kesimpulan dari bab-bab I, II, dan III supaya lebih mudah dipahami dari isi secara keselurahan.
Sebagai pertanggungjawaban ilmiah, maka karya skripsi ini dilengkapi dengan daftar kepustakaan sebagai acuan refrensi.

 




erjanjian Renville Merupakan Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Bidang Diplomasi



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Selama pasca proklamasi, pemerintah Indonesia beberapa kali mengadakan perundingan perdamaian dengan pihak pemerintah Belanda. Diantara perundingan itu yang tercatat dalam sejarah dan yang mempunyai andil besar dalam perubahan yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia adalah perundingan Linggarjati yang berlangsung sejak tanggal 10 Nopember 1946 di Kabupaten Kuningan. Pada babak pertama perundingan itu, pada dasarnya Belanda hanya mengakui secara de facto RI dengan wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Jawa dan Madura. Akibatnya persetujuan ini mendapat perlawan hebat. Karena naskah persetujuan itu tidak sesuai dengan isi dan maksud proklamasi kemerdekaan yang telah disepakati dan dibela oleh rakyat.
Untuk mengatasi kemacetan perundingan, Presiden mengeluarkan Peraturan Presiden yang intinya memberikan dasar untuk mengubah keanggotan KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), yang selama itu dipandang menentang perundingan. Di pihak lain guna mencegah kesimpangsiuran pendapat di kalangan Angkatan Perang Soedirman mengeluarkan instruksi yang ada dasarnya mengingatkan kepada seluruh anggota Angkatan Perang agar tidak memikirkan masalah perundingan dan tidak bertindak sendiri-sendiri.
Setelah melalui perdebatan sengit, akhirnya pada tanggal 25 Maret 1947, Persetujuan Linggarjati ditandatangai pada tanggal 25 Maret 1947. Namun, beberapa hari setelah perundingan terjadi perbedaan penafsiran, yang berbuntut dan berlanjut pada perang terbuka antara Angkatan Perang RI dengan Angkatan Perang Belanda.
Sementara untuk melaksanakan penghentian permusuhan, dibentuk suatu panitia istimewa dengan maksud untuk menjembatani serangkaian pertemuan pendekatan antara Republik dan Belanda. Perundingan mengenai masalah militer mengalami kesulitan-kesulitan karena masing-masing pihak saling curiga mencurigai. Namun, akhirnya tercapailah suatu persetujuan penghentian tembak menembak setelah disepakati persetujuan lanjutan, dalam hal ini Persetujuan Renville.
Dari uraian itu, kiranya cukup membuat penulis untuk mengungkapkannya kembali dalam suatu tulisan dengan judul “Perjanjian Renville Merupakan Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Bidang Diplomasi”.

B.     Rumusan dan Batasan Masalah

Untuk memudahkan dan mengidentifikasi masalah yang akan dibahas, maka penulis membuat suatu rumusan dalam bentuk kalimat tanya sebagai berikut :
1.      Apa tujuan Kolonialis Belanda untuk kedua kalinya datang ke Indonesia ?
2.      Bagaimana usaha-usaha pihak Belanda dalam menghadapi pemerintah           Indonesia ?
3.      Mengapa pihak Belanda selalu membuka agenda perundingan ketika terdesak dalam suatu peperangan dengan Angkatan Perang Republik ?

C.     Tujuan Penulisan

Penulisan ini mempunyai tujuan yaitu sebagai berikut :
1.      Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang latar belakang perjanjian Renville antara Pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Belanda.
2.      Untuk mengetahui hambatan-hambatan dan problema yang dihadapi dalam membela dan mempertahankan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia.
3.      Kita dapat mengambil hikmah dan mencontoh tentang keberanian dan kelihaian para diplomat Republik Indonesia saat itu.

D.    Anggapan Dasar

Sebagai landasan teoritis untuk menganalisa dan memecahkan topik pembahasan, penulis mengemukakan beberapa anggapan dasar sebagai berikut :
1.       Terjadinya perundingan-perundingan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belanda tidak mencapai kata sepakat.
2.       Naskah perundingan Renville sangat menguntungkan pihak Belanda untuk menanamkan penjajahan kembali di Indonesia.
3.       Setelah terjadi perundingan Renville malah terjadi pertentangan Indonesia – Belanda semakin meruncing sehingga terjadi Agresi Militer Belanda.

E.     Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, yaitu suatu metode yang berusaha mengkaji dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada masa lampau.
Sementara teknik pengumpulan data, penulis lakukan dengan cara mencari, menemukan, menghimpun serta mengumpulkan beberapa data, baik buku, artikel, surat kabar, majalah yang relevan dengan topik bahasan yang penulis buat (heuristik).
Data yang terkumpul dipilih kembali melalui uji kritik. Dalam hal inni misalnya uji kritik ekstern, digunakan untuk menguji apakah sumber tersebut benar-benar asli atau turunan. Apabila sumber itu bukan turunan, apakah sumber itu benar-benar diperlukan dan relevan (kritik intern).
Dari hasil uji kritik ini maka data yang akan dicapai dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau lazim disebut dengan fakta.
Fakta-fakta yang terkumpul ditafsirkan kembali, disertai dengan urutan-urutan dan pertelaan waktu yang mencakup satu kesatuan yang mendasarinya (interprestasi), sehingga tersusunlah suatu kisah sejarah (historiografi).

F.      Sistematika Pembahasan

I.                    Latar Belakang
II.                 Perumusan Dan Pembahasan Masalah
III.               Tujuan penulisan
IV.              Anggapan Dasar
V.                 Hipotesis
VI.              Metode Penulisan
VII.            Sistematika Pembahasan

faktor-faktor geografi yang menyebabkan banjir di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung



BAB I

PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang Masalah

Banjir merupakan masalah yang serius, bukan saja bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia tetapi juga bagi negara yang sudah maju seperti halnya negara Eropa. Hujan merupakan faktor penting dalam terjadinya banjir, jika terjadi semata-mata karena curah hujan yang lebat maka banjir itu bencana. Tetapi banjir yang frekuensi dan intensitasnya makin meningkat bersumber pada ulah manusia, seperti makin luas permukaan tanah yang tertutup bangunan, jalan, tempat parkir mobil dan kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan.

Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya banjir yaitu dengan mengetahui faktor-faktor geografi yang berpengaruh terhadap terjadinya banjir. Hal ini akan tercapai apabila didukung dengan adanya partisipasi masyarakat dengan kesadaran menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan juga para aparat yang terkait.
Sampai sejauh ini pemerintah belum bersikap serius dalam menangani musibah banjir khususnya di wilayah Kabupaten Bandung telah melanda 12 kecamatan dan 32 desa dengan kerugian mencapai Rp. 827,9 juta. Rumah yang terendam mencapai 7.085 kk, jalan raya sepanjang 4,9 km, 19 sekolah dan madrasah dan 1.658 hektar sawah serta 350 hektar kolam ikan. (Satkorlak PBP, 2002)
Di Kecamatan Rancaekek banjir menggenangi 11 desa juga merendam 777,5 hektar sawah, 13 SD dan 3 SMP sehingga para siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar. Salah satu penyebab banjir di kecamatan ini yaitu karena sungai Citarik bersama dengan beberapa anak sungai lainnya mulai menyempit diujungnya, hingga air hujan tak tertampung lalu meluap ke sawah dan perkampungan.
Dalam upaya mencegah bencana banjir yaitu dengan menormalisasikan sungai Citarik, sungai Cikijing dan sungai Cimande, misalnya dengan cara pengerukan lumpur atau dengan cara membuat sumur resapan setiap rumah dan memanen air hujannya. Serta kita juga perlu mengetahui faktor-faktor geografi apa saja yang menyebabkan banjir sehingga dapat memudahkan dalam menanganinya.
Untuk mengetahui faktor-faktor geografi yang menyebabkan banjir di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung perlu diadakanya penelitian.

B.      Perumusan Masalah

Melihat dari latar belakang permasalahnya tadi, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

Faktor-faktor geografis apakah yang berpengaruh terhadap terjadinya banjir di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.


C.     Pembatasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian dalam memecahkan masalah penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :

Faktor-faktor fisis (iklim, hidrologi, geomorfologi) dan faktor-faktor manusia (kepadatan penduduk, perilaku penduduk) apakah berpengaruh terhadap terjadinya banjir.

D.    Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Jawaban sementara yang penulis kemukakan yaitu :

Faktor-faktor geografi yang berpengaruh terhadap terjadinya banjir di Kecamatan Kabupaten Bandung disebabkan oleh faktor fisis (iklim, hodrologi, geomorfologi) dan faktor manusia (kepadatan penduduk, perilaku penduduk)

E.      Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
1.      Untuk mengkaji terjadinya banjir di Kecamatan Rancaekek
2.      Untuk mengkaji keberadaan faktor-faktor geografi yang berpengaruh terhadap banjir di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.

Perbandingan hasil belajar mahasiswa antara lulusan SMU dan SMK dalam mata kuliah Kalkulus I di Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya”



BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini sangat cepat, sehingga memberikan tantangan yang berat bagi dunia pendidikan di negara kita ini, semakin cepat perkembangan IPTEK semakin besar pula tantangan bagi dunia pendidikan kita untuk mengimbanginya. Oleh karena itu kemajuan bangsa kita sangat tergantung kepada kualitas bidang pendidikan, karena pendidikan merupakan faktor yang penting dalam usaha pembinaan dan pengembangan suatu bangsa, sehingga usaha-usaha pengembangan dan peningkatan kualitas dibidang pendidikan mendapat perhatian yang serius, baik oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta.
Pengembangan pendidikan sebagai usaha untuk mencapai tujuan pendidikan tidak akan berhasil apabila tidak memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan untuk mencapai pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri dan bangsanya. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan matematika merupakan ilmu yang mendasari ilmu-ilmu lainnya, baik ilmu eksakta maupun ilmu non eksakta, sehingga perkembangan pendidikan matematika selalu mendapat perhatian yang khusus dari berbagai pihak.
Berdasarkan hal tersebut di
atas maka prestasi belajar siswa dalam bidang studi matematika perlu ditingkatkan, walaupun pada kenyataannya tidak semua siswa memperoleh prestasi belajar matematika seperti yang diharapkan. Rendahnya prestasi belajar matematika pada jenjang pendidikan dasar, sangat berpengaruh terhadap perkembangan prestasi belajar siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Rendahnya prestasi belajar siswa dalam matematika dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat digolongkan menjadi dua kategori, hal ini sesuai dengan pendapat Ngalim Purwanto (1997 : 106), yaitu :
1.        faktor-faktor yang ada pada diri individu
2.        faktor-faktor diluar individu yang disebut faktor sosial.
Keberhasilan pendidikan pada jenjang sokolah lanjutan tingkat atas (SLTA), baik Sekolah Menengah Umum (SMU) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan mempengaruhi keberhasilan lulusannya pada jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi. Tujuan pendidikan Sekolah Menengah Umum menurut Depdikbud (1994 : 13), yaitu :
1.        meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
2.        meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya.
Sedangkan untuk lulusan Sekolah Menengah Kejuruan, selain untuk melanjutkan ke Perguruan tinggi harus mampu memberikan kemampuan siap kerja bagi lulusannya, hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan tingkat atas (1987 : 15) :
1.         mendidik siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila sehingga mampu membangun didrinya sendiri dan ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa.
2.         memberikan kemampuan layak kerja kepada siswa sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh dunia kerja.
3.         memberika bekal kepada siswa guna mengembangkan dirinya agar tamatannya memperdalam dan atau mengembangkan keterampilan kejuruannya yang setara maupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan pengembangan kejuruannya.
Universitas Siliwangi Tasikmalaya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berdiri pada tanggal 20 Mei 1978, berupaya untuk mewujudkan peranannya sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pusat kegiatan penelitian, serta pengabdian pada masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Universitas Siliwangi mendidik mahasiswa agar mampu mengantisipasi perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mahasiswa yang diterima di Universitas Siliwangi berdasarkan data dari BAA, berasal dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, baik Sekolah Menengah Umum maupun Sekolah Menengah Kejuruan dan lulusan program diploma yang melanjutkan ke program sarjana. Lulusan-lulusan tersebut mempunyai latar belakang dan pengalaman pendidikan yang berbeda, tetapi dalam pelaksanaan perkuliahan mendapat kesempatan belajar yang sama dengan menggunakan sistem kredit semester (SKS). Sedangkan untuk Fakultas Teknik Universitas Siliwangi mahasiswanya terdiri dari lulusan Sekolah Menengah Umum dan Sekolah Menengah Kejuruan.
Perbedaan lulusan tersebut besar pengaruhnya terhadap kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi. Hal ini disebabkan dalam mempelajari mata kuliah yang diterima tidak terlepas dari pengalaman belajar dan pengetahuan dasar dari sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) sebelumnya. Perbedaan ini dapat dijadikan gambaran untuk dosen mengenai kemampuan mahasiswanya. Berdasarkan tujuan pendidikan SMU dan SMK, serta proses perkuliahan di Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya, timbul pertanyaan apakah ada perbedaan hasil belajar antara lulusan SMU dan SMK dalam mata kuliah Kalkulus I di Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya?  Pertanyaan ini yang menjadi dasar untuk mengetahui bagaimana “Perbandingan hasil belajar mahasiswa antara lulusan SMU dan SMK dalam mata kuliah Kalkulus I di Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya”.
B.           Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1.            Bagaimana tingkat penguasaan mahasiswa lulusan SMU terhadap mata kuliah Kalkulus I di Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya?
2.            Bagaimana tingkat penguasaan mahasiswa lulusan SMK terhadap mata kuliah Kalkulus I di Faklutas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya?
3.            Manakah yang lebih baik hasil belajar mahasiswa antara lulusan SMU dan mahasiswa lulusan SMK dalam mata kuliah Kalkulus I di Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya?
Permasalahan di atas akan penulis batasi sebagai berikut :
1.            Penelitian dilakukam terhadap mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya tahun akademik 1999/2000, 2000/2001, 2001/2002
2.            Mata kuliah yang diteliti adalah mata kuliah Kalkulus I
3.            Masalah yang diteliti adalah tingkat penguasaan mahasiswa lulusan SMU dan mahasiswa lulusan SMK, serta perbandingan hasil belajar mahasiswa antara lulusan SMU dan SMK dalam mata kuliah Kalkulus I di Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
4.            Data penelitian berupa :
a               Daftar lulusan SMU dan SMK mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
b              Nilai akhir mata kuliah Kalkulus I tahun akademik 1999/2000, 2000/2001,2001/2002.
C.           Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.            Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penlitian ini adalah :
a               Mengetahui tingkat penguasaan belajar mahasiswa lulusan SMU dalam mata kuliah Kalkulus I di Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
b              Mengetahui tingkat penguasaan belajar mahasiswa lulusan SMK dalam mata kuliah Kalkulus I di Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
c               Untuk mengetahui hasil belajar yang lebih baik antara mahasiswa lulusan SMU dan lulusan SMk dalam mata kuliah Kalkulus I di Fakultas teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
2.         Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kegunaan penelitian ini adalah :
a            Dengan diketahuinya perbedaan hasil belajar mahasiswa antar lulusan SMU dan lulusan SMK dalam mata kuliah Kalkulus pada khususnya, hal ini dapat dijadikan dasar oleh dosen yang mengajar Kalkulus dalam menyampaikan materi perkuliahan.
b           Untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa dalam pencapaian prestasi belajar yang lebih baik dengan adanya persaingan sehat antar mahasiswa.
c            Sebagai pedoman atau bahan pertimbangan bagi lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas daslam memilih fakultas dan jurusan yang sesuai dengan bidang kejuruannya.
D.           Studi Literatur
1.         Konsep Belajar
Pengertian belajar telah banyak dikemukakan oleh para ahli bahasa maupun ahli psikologi pendidikan, mereka menjelaskan dan mendefinisikan tentang belajar dari sudut pandang yang perbedaan namun demikian pada dasarnya terdapat kesamaan makna dan tujuan yang terkandung di dalamnya. Berikut ini berbagai pengertian belajar dari beberapa ahli :
a            Moh. Surya (1992 : 23 ), berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan inidividu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang lebih baik secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
b           Sudjana dan Arifin (1989 : 5), berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adaznya perubahan yang dimaksud sebagai hasil dari proses belajar yang ditujukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengatahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dasn kemampuan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
c            Morgan dalam Ngalim. Purwanto (1997 : 84), berpendapat bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sehingga mampu mengubah tingkah laku manusia. .
2.         Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar memiliki pengertian dan makna yang lebih luas dari pada pengertian belajar. Untuk itu agar lebih memahami makna proses belajar mengajar sebaiknya kita mengatahui terlebih dahulu pengertian dari ketiga kata tersebut. Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya berhubungandalam satu kaitan untuk mencapai tujuan. Untuk pengertian belajar telah dikemukakan di atas dan diperoleh kesimpulan bahwa belajar adalah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sehingga mampu mengubah tingkah laku manusia. Sedangkan pengertian mengajar menurut Chalijah Hasan (1994 : 52) adalah menanamkan sikap dan nilai, pengetahuan dan keterampilan dasar dari seseorang yang telah menetahui dan menguasainya kepada seseorang.
Berdasarkan pengertian belajar dan mengajar dapat disimpulkan bahwa belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pengajaran. Belajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh siswa sedangkan mengajar mengacu kepada guru yang menyampaikan materi pengajaran. Kegiatan belajar dan mengajar menjadi suatu kegiatan yang terpadu manakal terjadi hubungan timbal balik yang berlangsung antara guru dan siswa dalam situasi inetraksi yang edukatif, dalam hal ini bukan hanya penyampaian materi pelajaran melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar, kemudian dinilai ada tidaknya perubahan pada diri siswa setelah ia menyelasikan proses belajar.
Menurut Sofyan S.W (1986 : 31) proses belajar mengajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri anak didik atas dasar pengalaman yang diterima dari guru. Karena belajar merupakan suatu proses maka kegiatan mengajar juga kegiatan belajar yang disebut proses belajar mengajar. Pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas, mengajar diartikan sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yaitu tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peran serta ada dalam sosial tertentu, bentuk kegiatan serta sarana belajar memiliki profil yang unik. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar mengakibatkan tujuan belajar yang ebrbeda atau dengan kata lain untuk mencapai tujuan tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar tertentu pula
3.         Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar
Keberhasilan proses belajar mengajar yang baik dan efektip untuk mencapai tujuan pengajarn yang diharapka, dipengaruhi oleh berbagai factor. Factor-faktor tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses belajar dan keberhasilan tenaga pengajar dalam proses mengajar. Menurut Ngalim Purwanto (1997 : 106), factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar dibedakan menjadi dua kategori yaitu :
a.          Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut dengan faktor individual diantaranya :
           faktor kematangan atau pertumbuhan
           kecerdasan
           motivasi
           faktor pribadi atau fisik
b.         Faktor-faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor social, yaitu :    
           faktor keluarga
           faktor guru
           alt-alat yang digunakan dalam belajar mengajar
           lingkungan dan kesempatan yang tersedia
           motivasi sosial
4.         Prestasi belajar
Manusia yang kreatif adalah manusia yang rajin dan mampu menciptakan hal-hal baru. Sikap-sikap kreatif akan selalu timbul dan berkembang pada setiap individu apabila selalu dilatih, dobiasakan sejak dini untuk melakukan penemuan dan menyelasaikan suatu permasalahan. Setiap guru atau tenaga pengajar harus dapat membina dan mengarahkan pertumbuhan kreativitas siswa kearah yang positif, proses tersebut dapat dilakukan dalam proses belajar mengajar, siswa dapat melakukan proses belajar akan mendapatkan hasil belajar yang dapat diukur dengan prestasi belajar.
Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh anak didik setelah proses belajar yang merupakan kecakapan nyata yang dapat diuji dan didemonstrasikan. Prestasi belajar ini dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka yang didasarkan pada kriteria penilaian.
Dalam kurikulum SMU (suplemen) 1999 di sebutkan bahwa Proses belajar mengajar dianggap tuntas secara individual apabila siswa mendapat nilai 6,50. Pembelajaran dianggap tuntas secara klasikal apabila siswa mendapat nilai 6,50 mencapai 85% dari jumlah siswa. Hasil belajar dianggap cukup untuk nilai ulangan harian apabila mendapat nilai 6,50 mencapai 75% dari jumlah siswa.  Hasil belajar dianggap baik apabila mendapat nilai 6,50 keatas mencapai 85% dari jumlah siswa. Dan hasil belajar dianggap kurang apabila mendapat nilai 6,50 keatas kurang dari   65 % dari jumlah siswa.
5.         Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Pelaksanaan proses belajar di sekolah dalam pencapaian tujuan tidak selamanya berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki tetapi banyak diantara siswa mengalami hambatan untuk memperoleh prestasi maksimal yang ingin dicapainya. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi baik yang datang dari diri siswa (faktor internal) maupun faktor yang datang dari luar siswa (faktor eksternal).
Menurut Ruseffendi (1991 : 9) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut :
a            Kecerdasan anak
b           Kesiapan anak
c            Bakat anak
d           Minat anak
e            Kemauan anak
f             Pribadi dan cara guru menyampaikan pelajaran
g            Model penyajian materi
h            Suasana belajar
i              Kompetensi atau kemampuan guru
j             Kondisi masyarakat
Kesepuluh faktor di atas dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor yang ada pada diri individu dan faktor yang datang dari luar individu yang disebut faktor sosial.
Menurut Moh. Surya (1992 : 64) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah :
a.          General intelektual ability atau yang disebut sebagai dasar intelegency atau kecerdasan.
b.         Spesific intelektual ability atau sering disebut dengan bakat.
c.          Pengalaman yang telah dicapai yang berhubungan dengan proses belajar.
Pernyataan diatas menyatakan bahwa apa yang telah siswa alami sebelumnya dalam hal ini pengalaman belajar sebelumnya yang merupakan kemampuan awal akan berpengaruh pada prestasi belajarnya, sebab dalam proses belajarnya siswa tidak akan terlalu dibebani dengan materi pelajaran baru yang diterima. Sehingga penyelesaian pendidikannya akan lebih cepat dan ini menunjukkan pada kualitas pendidikan.
6.         Evaluasi hasil belajar
Evaluasi tidak hanya memberikan gambaran tentang kemmapuan yang dimiliki oleh siswa, tetapi bisa pula memberikan informasi tentang sikap, minat, bakat dan kepribadian siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau sesudahnya. Selain daripada itu evaluasi bisa digunakan untuk membantu kebijakan dan umpan balik (feed back). Data evaluasi yang diperoleh membantu pengajar dalam memahami siswa, merencanakan pengalaman belajar bagi siswa dan merumuskan tujuan instruksional yang akan dicapai.
7.         Tinjauan kurikulum matematika SMU
Berdasarkan Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 061/U/1995 tanggal 25 Februari diadakan perubahan Kurikulum Sekolah Menengah Umum yang isinya sebagai berikut :
a               Fungsi dan Tujuan
Fungsi matematika sekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental yang dimiliki objek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi dalam sistem proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan matematika di SMU adalah :
1.)          Tujuan umum diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut :
·                 Mempersiapkan siswa agar siswa sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien.
·                 Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Dengan demikian tujuan umum pendidikan matematika pada jenjang pendidikan menengah tersebut memberi tekanan pada penataan nalar, dasar dan pembentukan siswa serta juga memberi tekanan pada keterampilan dalam penerapan matematika.
2.)          Tujuan khusus pengajaran matematika di SMU adalah
·                 Siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi.
·                 Siswa memiliki keterampilan matematika sebagai peningkatan matematika prndidikan dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
·                 Siswa mempunyai pandangan yang lebih luas serta memiliki sikap menghargai kegunaan matematika, sikap kritis, logis, objektif, terbuka, kreatif serta inovatif.
·                 Siswa memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan (transferable) melalui kegiatan matematika di SMU.
b              Ruang Lingkup
  Ruang lingkup materi/bahan kajian matematika di Sekolah Menengah Umum mencakup : aritmetika, aljabar, geometri, statistika, logika matematika, peluang, trigonometri an kalkulus serta pengenalan graph.
c               Program Pengajaran
1.            Kelas 1
-   Pangkat rasional dan bentuk akar
-   Persamaan kuadrat, fungsi kuadrat dan pertidaksamaan  kuadrat
-   Perbandingan trigonometri dan fungsi trigonometri
-   Logaritma
-   Rumus-rumus segi tiga dalam trigonometri
-   Dimensi tiga
-   Sistem persamaan linear
-   Matriks
-   Notasi sigma, bariusan bilangan dan deret serta induksi matematika.
2.            Kelas 2
-      Peluang
-      Statistik dan statistika
-      Trigonometri untuk jumlah dua sudut dan selisih dua sudut
-      Fungsi komposisi dan fungsi invers
-      Limit fungsi
-      Fungsi dan turunannya
-      Persamaan eksponen dan logaritma
-      Program linier
3.            Kelas 3 – IPA
-      Vektor
-      Irisan kerucut
-      Persamaan dan pertidaksamaan trigonometri
-      Suku banyak
-      Hitung integral
-      Transformasi geometri
-      Dimensi tiga
-      Hitung diferensial dan integral
8.         Tinjauan kurikulum matematika SMK
a            Fungsi dan tujuan
Mata pelajaran matematika berfungsi sebagai :
-               alat bantu/penunjang dalam mempelajari bahan kajian mata pelajaran kejuruan lainnya pada aspek perhitungan dan logika penyelesaian masalah.
-               Dasar pengembangan diri untuk kemajuan ilmu teknologi dalam hal penyesuaian diri (aditif) serta memakai konsep matematika (pragmatif) karena dapat membantu memperjelas permasalahan melalui abstraksi/idealisasi yang mengarah pada objektivitas dan efektivitas yang tinggi.
Tujuan pelajaran matematika bertujuan agar siswa mampu :
§               Memecahkan permasalahn yang menyangkut matematika, baik dalam pelajaran matematika ataupun dalam bidang ilmu lain.
§               Menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan keadaan melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran yang logis, kritis, kreatif dan efektif.
b           Ruang lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran matematika adalah operasi bilangan, persamaan dan pertidaksamaan, diagramn alur dan logika matematika, sistem bilangan, pecahan berantai, geometri garis bidang dan ruang, trigonometri, fungsi dan grafik, lingkaran, barisan dan deret, matriks, logaritma, aproksimasi, permutasi, kombinsi dan probabilitas, limit fungsi, turunan, integral dan statistik.
c            Program  pengajaran
1.)       Kelas 1
-       Operasi bilangan real
-       Persamaan dan pertidaksamaan
-       Fungsi dan grafik
-       Sudut dan bidang
-       Fungsi trigonometri
-       Lingkaran
-       Notasi sigma dan induksi matematika
-       Aproksimasi kesalahan dan pecahan berantai
-       Matriks
2.)       Kelas 2
-       Rumus-rumus persamaan trigonometri
-       Bangun ruang
-       Vektor dan phasor
-       Barisan dan deret
-       Kejadian dan peluang
-       Diagram alur
-       Logika matematika
-       Sistem bilangan
-       Limit fungsi
-       Diferensial
3.)       Kelas 3
-         Hitung integral
-         Persamaan diferensial
-         Statistik
9.         Tinjauan kurikulum Kalkulus I Fakultas Teknik
Perkuliahan yang dilaksanakan di Fakultas Teknik berjalan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dengan menggunakan sistem kredit semester (SKS). Sistem kredit semester adalah penyelenggaraan pendidikan yang menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen dan beban penyelenggaraan program lembaga pendidikan dalam kerdit. Satu SKS untuk perkuliahan ditentukan oleh beban kegiatan yang meliputi tiga macam kegiatan per-minggu, yaitu :
-            Lima puluh menit acara tatap muka terjadwal dengan dosen
-            Enam puluh menit acara kegiatan terstruktur
-            Enam puluh menit acara kegiatan mandiri.
Pedoman penilaian keberhasilan dinyatakan dalam bentuk huruf A, B, C, D dan E, yang mempunyai arti sebagai berikut : A (baik sekali), B (baik), C (cukup), D (kurang) dan E (gagal). Kurikulum untuk jurusan Teknik Elektro dan Teknik Sipil adalah sebagai berikut :
a.          Jurusan Teknik Elektro
1)            Sasaran mata kuliah Kalkulus I
-          mamberikan pengatahuan kepada mahasiswa tenatang peran matematika sebagai penunjang ilmu lain khususnya ilmu teknik
-          diharapkan mahasiswa terampil dalam menyelesaikan berbagai masalah ketaksamaan, pertidaksamaan, memahami konsep fungsi, limit, kekontinuan, memakai konsep dan interpretasi turunan, memahami konsep interpretasi dan sifat-sifat integral dan kaitannya dengan turunan.
2)            Isi mata kuliah
-         Pendahuluan : pengertian aljabar himpunan, pengenalan sifat-sifat sistem bilang areal, ketaksamaan dan pertidaksamaan.
-         Fugsi dan grafik
-         Turunan
-         Penerapan turunan
-         Integral
-         Penggunaan integral.
b.         Jurusan Teknik Sipil
1)            Sasaran mata kuliah Kalkulus I
-          mamberikan pengatahuan kepada mahasiswa tenatang peran matematika sebagai penunjang ilmu lain khususnya ilmu teknik
-          diharapkan mahasiswa terampil dalam menyelesaikan berbagai masalah ketaksamaan, pertidaksamaan, memahami konsep fungsi, limit, kekontinuan, memakai konsep dan interpretasi turunan, memahami konsep interpretasi dan sifat-sifat integral dan kaitannya dengan turunan.
3)            Isi mata kuliah
-         Pendahuluan : pengertian aljabar himpunan, pengenalan sifat-sifat sistem bilang areal, ketaksamaan dan pertidaksamaan.
-         Fugsi dan grafik
-         Turunan
-         Penerapan turunan
-         Integral
-         Penggunaan integral.



E.            Anggapan Dasar
Anggapan dasar merupakan pola dasar penelitian yang akan dilakukan sampai pemecahan yang akan diambil dengan demikian penelitian akan lebih terarah sehingga penelitian akan lebih efektif dan efisien.
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah :
1.         Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Siliwangi terdiri dari mahasiswa lulusan Sekolah Menengah Umum dan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan.
2.         Setiap mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Siliwangi memperoleh kesempatan belajar mata kuliah Kalkulus yang sama
3.         Dosen yang mengajar mata kuliah Kalkulus di Fakultas Teknik Universitas Siliwangi telah memiliki kewenangan dan kompetensi dalam memberikan perkuliahan.
F.            Hipotesis
Bertitik tolak dari anggapan dasar di atas maka penulis mengambil hipotesis dalam penelitian ini. Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya, hal ini sesuai dengan pendapat Ruseffendi (1994 : 21) hipotesis adalah penjelasan tentatif/sementara tentang tingkah laku, fenomena (gejala) atau kejadian yang akan terjadi bisa juga mengenai kejadian yang sedang berjalan.


Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1.            Hasil belajar mahasiswa lulusan SMU dalam mata kuliah Kalkulus I adalah cukup.
2.             Hasil belajar mahasiswa lulusan SMK dalam mata kuliah Kalkulus I adalah cukup.
3.            Hasil belajar mahasiswa lulusan SMU lebih baik dari pada lulusan SMK dalam mata kuliah Kalkulus I di Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya.