BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Jagung (Zea mays L.) sudah lama dijadikan bahan pangan dalam kehidupan manusia. Nilai ekonomi jagung makin tinggi, karena penggunaannya makin luas, antara lain sebagai bahan baku industri dan pakan ternak. Akhir-akhir ini jagung dibudidayakan sebagai tanaman sayuran bernilai ekonomis tinggi (Rahmat Rukmana, 1997 : 7).
Produksi jagung hingga kini dikonsumsi oleh manusia dalam berbagai bentuk penyajian. Buah jagung yang masih muda, terutama jenis jagung manis (sweet corn) sangat disukai orang dan biasanya disajikan dalam bentuk jagung rebus atau jagung bakar. Selain itu juga sering dijumpai tepung jagung atau tepung maizena dan minyak jagung (AAk, 1993 : 11).
Jagung (Zea mays L.) tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan, tetapi juga dijadikan bahan sayuran segar atau sayuran kalengan (canning) yang diawetkan. Tongkol dan biji jagung muda merupakan bahan sayuran yang dikenal dengan nama jagung semi atau baby corn (Rahmat Rukmana, 1997 : 11)
Varietas jagung yang dapat dipanen sebagai jagung semi atau baby corn adalah verietas Arjuna Bisi II, selain rasanya manis juga tengahnya tidak bergabus dan berumur pendek (Tim Penebar Swadaya, 1993 : 12).
Penduduk yang terus bertambah dan pendapatan yang semakin tinggi, menyebabkan permintaan pasar dalam negeri terhadap berbagai jenis produk pangan cenderung meningkat. Penduduk kota dan kawasan industri yang makin bertambah juga menyebabkan pemasaran komoditas sayuran, khususnya jagung semi atau baby corn, berprospek semakin baik (Rahmat Rukmana, 1997 : 13).
Salah satu usaha untuk meningkatkan hasil tanaman jagung yaitu dengan pemupukan. Usaha pemupukan ini sengaja dilakukan baik dengan pupuk organik maupun dengan anorganik. Pemupukan ini berfungsi untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan hasil produksi (AAK, 1993 : 57-58).
Pupuk organik yang berkembang sekarang ini adalah pupuk OST (Organic Soil Treatment). Pupuk OST ini merupakan suatu produk organik (alamiah) yang kini memasuki pasaran dunia dan merupakan alternatif pengganti penggunaan pupuk anorganik (buatan). Untuk tanaman jagung dosis pupuk OST yang dianjurkan adalah 1 - 2 gr per polybag (Brosur : Rajawali Praha Jaya). Dengan dasar inilah peneliti mencoba meneliti perbedaan hasil tanaman jagung semi (Zea mays L.) yang diberi pupuk OST (Organic Soil Treatment) dengan dosis yang berbeda.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut :
“Apakah terdapat perbedaan hasil tanaman jagung semi (Zea mays L.) yang diberi pupuk OST (Organic Soil Treatment) dengan dosis yang berbeda ?”.
C. PEMBATASAN MASALAH
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis dalam segi waktu, biaya, tenaga dan sebagainya maka penulis membatasi masalah di atas sebagai berikut :
1. Tanaman yang diteliti dalam penelitian ini adalah tanaman jagung manis (Zea mays L. var. Arjuna Bisi II).
2. Bibit yang akan ditanam berasal dari semaian dengan karakteristik = umur 10 hari, berdaun 3 helai, dan tinggi tanaman 5 cm yang diukur dari permukaan tanah sampai ujung batang tanaman.
3. Tanah yang akan digunakan dalam penelitian ini berasal dari kebun.
4. Pupuk yang digunakan dalam penelitian adalah pupuk OST (Organic Soil Treatment).
5. Dosis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. 1 gr per tanaman
b. 1,25 gr per tanaman
c. 1,50 gr per tanaman
d. 1,75 gr per tanaman
e. 2,00 gr per tanaman
6. Tempat media tanah yang digunaan adalah polybag dengan ukuran 40 x 50 cm, dimana setiap polybag diisi tanah dan kotoran domba sebagai pupuk dasar yang dicampur hingga merata dengan perbandingan 1 : 1 sebanyak 5 kg sebelum benih di tanam pupuk OST terlebih dahulu diberikan dengan cara dicampur sampai merata dan ditanami satu bibit tanaman jagung manis (Zea mays L. var. Arjuna Bisi II).
7. Pupuk OST (Organik Soil Treatment) diberikan dengan cara dicampurkan sampai merata dengan media tanam atai tanah (Brosur PT. Rajawali Phara Jaya : Jakarta ).
8. Jagung yang dipanen yaitu jagung muda atau jagung semi panen dilakukan dengan cara memotong atau memetik pangkal tongkol kemudian ditimbang tanpa kelobot.
9. Hasil yang diukur adalah berat basah dari tanaman jagung manis (Zea mays L. var. Arjuna Bisi II) tanpa kelobot pada saat panen dalam satuan gram dari setiap polybag pada umur 45 hari sejak tanam benih.
D. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk memperjelas masalah yang diteliti, beberapa hal perlu didefinisikan secara operasional sebagai berikut :
1. Perbedaan hasil tanaman jagung manis (Zea mays L. var. Arjuna Bisi II) adalah perbedaan berat basah rata-rata hasil tanaman jagung manis (Zea mays L. var. Arjuna Bisi II) waktu panen yang dihasilkan dari setiap perlakuan yang dihitung dalam satuan gram berat basah.
2. Pupuk OST (Organic Soil Treatment) dengan dosis yang berbeda adalah pupuk OST (Organic Soil Treatment) yang digunakan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung manis (Zea mays L. var. Arjuna Bisi II) dengan takaran yang berbeda yaitu :
Perlakuan A : Pemberian pupuk OST (Organic Soil Treatment) sebanyak 1 gram per tanaman
Perlakuan B : Pemberian pupuk OST (Organic Soil Treatment) sebanyak 1,25 gram per tanaman
Perlakuan C : Pemberian pupuk OST (Organic Soil Treatment) sebanyak 1,50 gram per tanaman
Perlakuan D : Pemberian pupuk OST (Organic Soil Treatment) sebanyak 1,75 gram per tanaman
Perlakuan E : Pemberian pupuk OST (Organic Soil Treatment) sebanyak 2,00 gram per tanaman
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui perbedaan hasil tanaman jagung manis (Zea mays L. var. Arjuna Bisi II) yang diberi pupuk OST (Organic Soil Treatment) dengan dosis yang berbeda.
F. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Sebagai bahan tambahan atau pengayaan materi pelajaran Biologi di SMU, khususnya dalam konsep pertumbuhan dan perkembangan.
2. Menjadi sumber informasi bagi para petani jagung manis (Zea mays L. var. Arjuna Bisi II) dalam meningkatkan hasil produksinya.