BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang oleh manusia dengan tujuan-tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, maka perlu adanya faktor penunjang, serta teknik mengajar yang bisa membantu meningkatkan tujuan pendidikan tersebut. Dalam keseluruhan upaya pendidikan proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting, karena melalui proses itulah tujuan pendidikan akan dicapai dalam bentuk perilaku atau pribadi siswa.
Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan interaksi antara individu dengan lingkungannya, khususnya antara siswa dengan guru. Dalam hal ini, interaksi mengisyaratkan adanya aktivitas setiap pihak, baik yang belajar maupun guru yang mengajar. Aktivitas kedua pihak terjalin dalam bentuk kegiatan belajar mengajar mengakibatkan adanya komunikasi tidak hanya berjalan satu arah, namun dalam kegiatan belajar mengajar siswa dituntut berperan aktif demi lancarnya kegiatan belajar mengajar.
Kalau kita amati bahwa di dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar yang dialami oleh para siswa terlihat adanya perbedaan dari siswa atau kelompok siswa yang bersangkutan, sehingga di antara mereka ada yang secara spontan dapat memahami konsep yang sifatnya abstrak, tetapi banyak juga dalam keadaan tertentu mereka yang belajar dalam memahami konsep abstrak itu selalu memerlukan sesuatu yang kongkrit sebagai perantaranya.
Adapun tingkat keberhasilan proses belajar mengajar pada pelajaran Biologi di SMU Pasundan 1 Tasikmalaya masih jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil data rata-rata nilai raport kelas 2 caturwulan II pada tahun ajaran 2000/2001, hasilnya adalah kelas 21 = 6,34; kelas 22 = 6,51; kelas 23 = 6,34; kelas 24 = 5,71; kelas 25 = 6,58; kelas 26 = 6,5; kelas 27 = 5,9; kelas 28 = 6,4 dan kelas 29 = 5,5; jadi rata-rata nilai keseluruhan = 6,24.
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Setiap proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur, antara lain tujuan, bahan, metoda dan alat serta evaluasi. Unsur metoda dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk menghantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan.
Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan alat bantu/alat peraga memegang peranan yang penting, sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat peraga sering disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami siswa. Dalam proses belajar mengajar alat peraga digunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.
Menurut Oemar Hamalik dalam Nur Islamiyah (2000 : 25), media pendidikan adalah alat, metoda dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengaktifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Berdasarkan dari anggapan bahwa siswa belajar itu dimulai dari hal-hal yang konkrit, maka pemakaian media pendidikan atau alat peraga dalam proses belajar mengajar sangat membantu siswa dalam mengkonkritkan sesuatu yang dianggap masih abstrak, sehingga dengan menggunakan alat peraga, prestasi belajar siswa bisa meningkat.
Dalam pelajaran Biologi misalnya, bahwa untuk menyampaikan materi mengenai Alat Indera pada Manusia akan lebih dipahami jika disertai dengan penggunaan alat peraga/media pendidikan dalam menyampaikannya. Adapun materi mengenai Alat Indera pada Manusia ini sifatnya masih abstrak, yakni mempelajari mengenai anatomi (bagian-bagian dalam) dari alat-alat indera pada manusia. Dengan menggunakan media charta bisa mengkongkritkan ganbar dari alat-alat indera pada manusia beserta bagian-bagian dalamnya yang diwujudkan dalam bentuk dua dimensi. Sedangkan dengan menggunakan media torso bisa mengkonkritkan bentuk dari alat-alat indera pada manusia beserta bagian-bagiannya yang dapat dibongkar pasang dan menyerupai bentuk aslinya, yang diwujudkan dalam bentuk tiga dimensi.
Atas dasar latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka timbul gagasan penulis untuk mengetahui manakah hasil belajar yang terbaik pada siswa yang diajar dengan metoda ceramah, antara yang menggunakan media charta dengan media torso di SMU Pasundan 1 Tasikmalaya dalam sub konsep Alat Indera pada Manusia.
B. PEMBATASAN MASALAH
Untuk memperjelas dan lebih mengarahkan terhadap masalah yang sedang penulis teliti, maka di sini penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1. Siswa yang dijadikan obyek penelitian ini adalah siswa kelas 2 di SMU Pasundan 1 Tasikmalaya, yakni siswa yang kelasnya memiliki rata-rata nilai raport 6 pada mata pelajaran Biologi di kelas 2 caturwulan II.
2. Materi pelajaran yang diberikan adalah Alat Indera Pada Manusia.
3. Metoda mengajar yang digunakan adalah metoda ceramah.
4. Media yang digunakan adalah media charta dan media torso.
5. Hasil belajar yang dijadikan tolak ukur penelitian ini adalah nilai dari hasil tes formatif mengenai Alat Indera pada Manusia.
6. Kriteria pengukuran hasil belajar siswa hanya pada domain kognitif, dengan jenjang pengetahuan atau knowledge (C1), pemahaman atau comprehension (C2) dan penerapan atau application (C3).
C. RUMUSAN MASALAH
Agar pembuatan penelitian ini cukup jelas dan terarah pada titik tujuan, maka penulis akan merumuskan masalahnya yang diambil dari salah satu masalah yang telah penulis paparkan pada latar belakang masalah, yaitu : Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan metoda ceramah antara siswa yang menggunakan media charta dengan media torso pada sub konsep Alat Indera pada Manusia ?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan metoda ceramah yang menggunakan media charta dan media torso pada sub konsep Alat Indera pada Manusia.
E. KEGUNAAN PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Memberikan masukan bagi guru Biologi di SMU agar dalam menyampaikan materi mengenai Alat Indera pada Manusia hendaknya dibantu dengan penggunaan media torso sebagai alat bantunya.
2. Memberikan gambaran bagi guru Biologi di SMU mengenai pengaruh penggunaan media charta dan media torso dalam menyampaikan materi mengenai Alat Indera pada Manusia, terhadap hasil belajar siswa.
F. DEFINISI OPERASIONAL
Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda-beda, maka di bawah ini disajikan definisi dari masing-masing variabel.
1. Yang dimaksud hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan kognitif siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya, yang meliputi kemampuan dalam tingkat pengetahuan/knowledge (C1), pemahaman/comprehension (C2) dan penerapan/application (C3).
2. Yang dimaksud dengan metoda ceramah dengan menggunakan media charta tentang alat indera pada manusia adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan oleh guru dengan penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa dengan menggunakan suatu bentuk media dua dimensi yang merupakan kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang menggambarkan tentang mata, telinga, hidung, kulit serta lidah pada manusia beserta bagian-bagiannya.

Gambar 1. Media Charta tentang Alat Indera pada Manusia
3. Yang dimaksud dengan metoda ceramah dengan menggunakan media torso tentang alat indera pada manusia adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan oleh guru dengan penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa dengan menggunakan suatu bentuk media tiga dimensi yang menyerupai bentuk mata, telinga, hidung, kulit serta lidah pada manusia beserta bagian-bagiannya.
![]() | |||||
![]() | |||||
![]() |