BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan patin merupakan ikan yang banyak disukai oleh konsumen Indonesia khususnya yang berada di Sumatera dan Kalimantan . Di daerah lain ikan patin belum diminati karena belum banyak tersedia di pasaran lokal, selain itu, ikan patin juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, sehingga belakangan ini banyak dibudidayakan secara komersial.
Usaha budidaya ikan patin yang semakin intensif menuntut tersedianya makanan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan berkesinambungan, oleh karena itu masalah pengadaan makanan perlu penanganan yang sungguh-sungguh.
Ikan patin merupakan ikan omnivora (pemakan segala), tapi cenderung ke arah karnivora, hal ini terbukti dengan kebiasan ikan patin di alam yang menjadikan udang renik (crustasea), insekta, dan moluska sebagai makanannya (Heru Susanto, 2000 : 54).
Pertumbuhan ikan patin setelah usia 90 hari tumbuhnya cepat, untuk memperoleh pertumbuhan yang baik harus diberi makanan yang baik pula jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seekor ikan secara umum berkisar 5% berat tubuhnya. Dosis makanan yang diberikan pada usia 90 hari adalah 5 gram per hari, usia 105 hari 10 gram, dan usia 125 hari 15 gram per hari (Heru Susanto, 2000 : 39).
Kualitas makanan yang berperan dalam pertumbuhan adalah kandungan protein dari makanan. Protein sangat diperlukan oleh tubuh ikan baik untuk menghasilkan tenaga maupun untuk pertumbuhan. Bagi ikan protein merupakan sumber tenaga yang paling utama (Ahmad Mujiman, 1987 : 105).
Protein dibutuhkan untuk mempertahankan kondisi tubuh, memperbaiki jaringan yang rusak dan untuk pertumbuhan. Kekurangan protein dapat menyebabkan rendahnya pertumbuhan, sedangkan kelebihannya digunakan sebagai sumber energi (Ahmad Mujiman, 1987 : 106).
Karena begitu pentingnya protein dalam makanan ikan, maka dibutuhkan alternatif bahan makanan tambahan dengan kandungan protein tinggi dan harga yang relatif lebih murah, salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan protein adalah dengan penggunaan tepung keong mas. Bahwa keong mas merupakan salah satu sumber protein yang baik bagi ikan (Frambudi, 2000 : 2).
Menurut survai, penggunaan tepung keong mas sebagai makanan tambahan adalah berkisar antara 10% sampai 50% dari makanan utama yaitu pelet yang biasa diberikan pada ikan yang banyak diperjual-belikan.
Daging keong mas yang mempunyai kadar protein sekitar 54% (bobot kering) dapat diberikan langsung kepada ikan atau dapat diolah terlebih dahulu menjadi konsentrat sebagaimana pengolahan produk tepung ikan (Frambudi, 2000 : 3).
Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengetahui besarnya kadar tepung keong mas (Pomacea sp.) yang dapat digunakan sebagai makanan tambahan dalam makanan ikan patin (Pangasiu sp.) dengan menimbang pertumbuhan berat tubuh ikan patin (Pangasius sp.).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah terdapat perbedaan berat tubuh ikan patin (Pangasius sp.) yang diberi makanan tambahan berupa tepung keong mas (Pomacea sp.) dengan dosis yang berbeda ?”.
C. Pembatasan Masalah
Karena terbatasnya kemampuan penulis di dalam melaksanakan penelitian ini, maka penulis membatasi masalahnya sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini digunakan ikan patin (Pangasius sp.) yang berkelamin jantan karena ukurannya lebih besar dari betina dan gerakannya lincah.
2. Penelitian ini di mulai dari umur 90 hari dan berat 100 gram pada umur ini ikan patin cepat pertumbuhannya.
3. Yang diteliti hanya perbedaan berat tubuh ikan patin yang diberi makanan tambahan berupa tepung keong mas dengan dosis yang berbeda.
4. Makanan utama yang digunakan berupa pelet Comfeed dan makanan tambahan berupa tepung keong mas.
5. Pemanenan dilakukan setelah penelitian 59 hari untuk dilihat akhirnya.
6. Pemberian makanan dilakukan sehari 3 (tiga) kali yaitu pagi-pagi pukul 06.00 WIB, Siang Pukul 12.00 dan malam pukul 19.00 WIB. Makanan yang akan diberikan berupa makanan sebanyak 5% dari bobot total tubuh ikan. Dosis masing-masing makanan utama pelet yang diberikan kepada ikan patin, selama penelitian adalah sebagai berikut :
a. Hari ke-1 sampai hari ke-14 makanan utama yang diberikan sebanyak 5 gram.
b. Hari ke- 15 sampai hari ke- 35 makanan utama yang diberikan sebanyak 10 gram.
c. Hari ke-36 sampai hari ke-59 makanan utama yang diberikan sebanyak 15 gram.
Dosis tersebut berdasarkan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seekor ikan secara umum berkisar 5% berat tubuhnya dengan dosis makanan yang diberikan pada usia 90 hari adalah 5 gram per hari, usia 105 hari 10 gram per hari, dan usia 125 hari 15 gram per hari (Heru Susanto, 2000 : 39).
Perlakukan yang diberikan selama penelitian adalah :
a. 100% makanan utama + 10% makanan tambahan
b. 100% makanan utama + 20% makanan tambahan
c. 100% makanan utama + 30% makanan tambahan
d. 100% makanan utama + 40% makanan tambahan
e. 100% makanan utama + 50% makanan tambahan
Tahapan pemberian makanan yang akan diberikan pada ikan selama penelitian pada tiap pelakuan adalah :
Pada hari ke-1 sampai hari ke-14 sebanyak :
a. 5 gram makanan utama + 0,5 gram makanan tambahan
b. 5 gram makanan utama + 1 gram makanan tambahan
c. 5 gram makanan utama + 1,5 gram makanan tambahan
d. 5 gram makanan utama + 2 gram makanan tambahan
e. 5 gram makanan utama + 2,5 gram makanan tambahan
Pada hari ke-15 sampai hari ke-34 sebanyak :
a. 10 gram makanan utama + 1 gram makanan tambahan
b. 10 gram makanan utama + 2 gram makanan tambahan
c. 10 gram makanan utama + 3 gram makanan tambahan
d. 10 gram makanan utama + 4 gram makanan tambahan
e. 10 gram makanan utama + 5 gram makanan tambahan
Pada hari ke-35 sampai hari ke-59 hari sebanyak :
a. 15 gram makanan utama + 1,5 gram makanan tambahan
b. 15 gram makanan utama + 3 gram makanan tambahan
c. 15 gram makanan utama + 4,5 gram makanan tambahan
d. 15 gram makanan utama + 6 gram makanan tambahan
e. 15 gram makanan utama + 7,5 gram makanan tambahan
7. Tempat penelitian berupa Akuarium yang berukuran panjang 50 cm, lebar 40 cm, tinggi 40 cm dan diisi air setinggi 25 cm.
8. Tiap akuarium diisi ikan satu ekor.
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pembaca dan penulis diperlukan penjelasan yang terdapat dalam judul skripsi ini :
1. Perbedaan berat tubuh ikan patin (Pangasius sp.) adalah Perbedaan berat rata-rata ikan patin yang dinyatakan dalam gram dari ikan patin yang diberi makanan tambahan tepung keong mas dengan dosis yang berbeda setelah dipelihara selama 59 hari.
2. Makanan tambahan tepung keong mas (Pomacea sp.) dengan dosis yang berbeda adalah penggunaan tepung keong mas sebagai makanan tambahan dari makanan utama yaitu pelet, dengan dosis tepung keong mas adalah 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50% dari makanan utama yang diberikan.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan berat tubuh ikan patin (Pangasius sp.) yang diberi makanan tambahan berupa tepung keong mas (Pomacea sp.) dengan dosis yang berbeda.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan :
1. Bahan tambahan atau pengayaan materi pelajaran Biologi di SMU khususnya dalam topik pertumbuhan dan perkembangan.
2. Bahan informasi dan menjadi bahan pertimbangan bagi para peternak ikan patin (Pangasius sp.), dalam pemberian makanan tambahan berupa tepung keong mas dengan dosis yang tepat.