Friday, July 23, 2010

Home » » perubahan strategi perjuangan yang dilakukan partai-partai politik di Indonesia dari tahun 1934 sampai dengan 1942, menjelang jatuhnya kekuasaan pemerintahan Belanda di Indonesia

perubahan strategi perjuangan yang dilakukan partai-partai politik di Indonesia dari tahun 1934 sampai dengan 1942, menjelang jatuhnya kekuasaan pemerintahan Belanda di Indonesia



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Pada abad keduapuluh, bagi Bangsa Indonesia merupakan periode mobilisasi politik massa yang dilakukan oleh berbagai organisasi yang bertujuan sama, yaitu menentang penjajah dan menuntut Indonesia merdeka.
Sebenarnya sejak didirikan Budi Utomo pada hakekatnya sudah tercermin kehendak suatu tujuan politik, namun pada saat itu belum terlalu tegas, bahwa tujuan perkumpulan itu menentang penjajah dan tercapainya kemerdekaan, seolah-seolah terbatas “Pada kehidupan sebagai bangsa yang terhormat sejajar dengan bangsa lain”. Oleh karena itu Budi Utomo belum dapat dikatakan sebagai perkumpulan politik, lebih-lebih pada waktu itu ada larangan yang tegas dari pihak pemerintah, tertuang dalam undang-undang yang berlaku.
Walaupun demikian, aktivitas Budi Utomo secara diam-diam bergerak ke arah politik sejak tahun 1915, sebagai tindak lanjut kesempatan membentuk milisi bagi kaum bumi putera.
Adanya kesempatan membentuk milisi bagi kaum bumi putera merupakan suatu persoalan politik yang mendorong Budi Utomo untuk berkiprah dalam kegiatan propaganda agar memperoleh milisi bumi putera dengan menunjuk Dwijosiwodjo sebagai wakilnya dalam delegasi yang dikirim ke Negeri Belanda untuk menyampaikan “Petisi”, berupa permohonan kepada Ratu Wilhelmina pada tahun 1917.
Jadi inilah kegiatan awal dari Budi Utomo bergerak dalam politik. Untuk aktifitas selanjutnya, Budi Utomo tidak bisa lepas dari lapangan politik terutama setelah terbentuknya Volksraad. Tampak ada upaya untuk mempersatukan berbagai aliran yang saat itu sudah berhaluan kiri.
Atas prakarsa anggota perkumpulan “Indische Social Democratische Vereniging (ISDV)”, Ir. Kamer mempersatukan aliran kiri dalam Volksraad, maka terbentuklah “Radicale Concentratie” (Pusat Kelompok Radikal) pada bulan Nopember 1918. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah perkumpulan ISDV, Budi Utomo, Sarekat Islam dan Nationale Indische Party (NIP). (Susanto Tirtoprojo, 1989 : 18).
Sementara itu pada tahun 1920-1922, gerakan perkumpulan di Indonesia terpengaruh oleh gerakan yang terjadi di India pimpinan Mahatma Gandhi, yang dalam perjuangannya menganjurkan strategi perjuangan “Nocooperation” (tidak bekerja sama dengan penjajah).
Strategi gerakan non-cooperation di India itu berpengaruh besar terhadap gerakan di Indonesia saat itu. Pada tahun 1920 mulai dibicarakan strategi tersebut di kalangan perkumpulan Budi Utomo, tetapi dalam kongres yang diselenggarakan pada bulan April 1923 ditolak oleh sebagian besar anggota Budi Utomo.
Pada tahun 1924 – 1925 di Indonesia tumbuh gerakan sarikat sekerja, melakukan usul perbaikan nasib anggotanya dengan aksi mogok kerja.
Pada masa pra Perang Dunia kedua di kalangan masyarakat Indonesia timbul persoalan strategi perjuangan non-kooperatif dan kooperatif. Namun baik yang bersikap non-kooperatif maupun yang bersikap kooperatif cita-citanya sama, yaitu tercapainya Indonesia merdeka, bebas dari belenggu penjajah Belanda.
Sehubungan dengan wacana di atas, selanjutnya penulis akan mencoba menelusuri secara mendalam tentang perubahan strategi perjuangan yang dilakukan partai-partai politik di Indonesia dari tahun 1934 sampai dengan 1942, menjelang jatuhnya kekuasaan pemerintahan Belanda di Indonesia.

B.     Pengertian Judul

Untuk menghindari salah pengertian sehingga timbul interpretasi lain, penulis perlu menjelaskan istilah-istilah dalam judul di atas sebagai berikut :
1.      Perubahan Strategi, adalah mengubah cara atau taktik perjuangan dari satu cara ke cara yang berbeda. Dalam hal ini perubahan strategi perjuangan dari non-kooperatif ke kooperatif.
2.      Non-kooperatif artinya tidak bekerja sama dengan pihak lain. Yang dimaksud non-kooperatif di sini ialah bersikap kerja sama antara partai politik Indonesia dengan penjajah Belanda.
3.      Kooperatif artinya kerja sama dengan pihak lain; maksudnya mau bersikap kerja sama dengan penjajah, agar Belanda mau bersikap lunak terhadap Bangsa Indonesia.
4.      Partai Politik ialah organisasi yang bergerak dalam lapangan politik untuk ikut mengatur ketatanegaraan. Yang dimaksud partai politik di sini adalah partai politik di Indonesia yang mengubah strategi perjuangannya dari non-kooperatif ke kooperatif.
5.      Kesimpulan tahun 1934 – 1942, merupakan periode masa kegiatan partai-partai yang dijadikan batas penelitian.
Kesimpulan judul merupakan kesimpulan umum hasil pembahasan dari setiap periode strategi perjuangan sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian.

C.     Perumusan Masalah

Dalam skripsi ini penulis menetapkan tiga rumusan masalah yang akan diteliti, yaitu :
1.      Apakah yang melatarbelakangi perubahan strategi perjuangan partai politik di Indonesia dari non-kooperatif ke kooperatif antara tahun 1934 sampai dengan tahun 1942 ?
2.      Bagaimana reaksi Pemerintah Belanda terhadap perubahan strategi perjuangan partai-partai politik di Indonesia tahun 1934  sampai dengan tahun 1942 ?
3.      Apa yang menyebabkan terjadinya kegagalan perubahan strategi perjuangan partai-partai politik di Indonesia dari non-kooperatif ke kooperatif antara tahun 1934 sampai dengan tahun 1942 ?

D.    Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini diharapkan dapat :
1.      Informasi yang lebih jelas tentang latar belakang terjadinya perubahan strategi perjuangan partai-partai di Indonesia dari non-kooperatif ke kooperatif pada tahun 1934 sampai dengan tahun 1942.
2.      Mengungkapkan reaksi Pemerintah Belanda terhadap perubahan strategi perjuangan partai-partai politik di Indonesia dari non-kooperatif ke kooperatif pada tahun 1934 sampai dengan tahun 1942.
3.      Informasi juga lebih jelas tentang penyebab terjadinya kegagalan perubahan strategi perjuangan partai-partai politik di Indonesia dari non-kooperatif ke kooperatif pada tahun 1934 sampai dengan tahun 1942.

E.     Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam membahas masalah dalam skripsi ini adalah “Metode Historis, menurut HRGA Wahyudi S., (1989 : 30), jika kita menggunakan metode historis ada tiga sumber data yang bisa dijadikan sumber, yaitu :
1.      Peninggalan material posil, piramida, senjata-senjata bermacam-macam alat (perkakas) dan budaya lainnya.
2.      Sumber peninggalan yang bertulis, gaping, daun lontar yang ditulis, relief, dari buku catatan, agenda, dari arsip negara atau perusahaan, dan lain-lain.
3.      Dari peninggalan tertulis, adat istiadat, bahasa dongeng-dongeng, kepercayaan dan sebagainya.

Dari pendapat di atas penulis mengambil kesimpulan dalam menggunakan metode historis ini dengan jalan mengumpulkan dan menafsirkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam strategi perjuangan partai politik dari tahun 1934 sampai dengan tahun 1942.
Hal itu dilakukan dengan pengumpulan fakta yang relevansinya melalui studi literatur, yaitu berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kurun waktu tersebut.

F.      Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I         PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis sajikan : latar belakang masalah, pengertian judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II        LATAR BELAKANG TIMBULNYA PERUBAHAN STRATEGI PERJUANGAN PARTAI-PARTAI POLITIK DI INDONESIA DARI NON-KOOPERATIF KE KOOPERATIF
Dalam bab ini dikemukakan tiga sub bab, yaitu tentang :
A.     Sifat perjuangan partai-partai politik sebelum tahun 1934, seperti partai-partai yang ada tahun 1927-1934.
B.     Sikap pemerintah Belanda terhadap perubahan strategi perjuangan partai politik di Indonesia dari non-kooperatif ke kooperatif. Disini dibahas politik apa yang digunakan pemerintah kolonial untuk menghadapi tuntutan dari partai tersebut.
C.     Kegagalan perubahan strategi perjuangan partai-partai politik di Indonesia dari non-kooperatif ke kooperatif.
D.     Strategi perjuangan partai-partai.
E.      Analisis Strategi dari Non-Kooperatif ke Kooperatif.
BAB III       KECENDERUNGAN PERUBAHAN STRATEGI PERJUANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA DARI NON-KOOPERATIF KE KOOPERATIF
A.     Partai-partai politik yang mengubah strategi perjuangannya dari non-kooperatif ke kooperatif.
1.      Gerakan Rakyat Indonesia (GERINDO)
2.      Partai Indonesia Raya (PARINDRA)
B.     Reaksi pemerintah Belanda terhadap perubahan strategi perjuangan partai-partai politik di Indonesia dari non-kooperatif ke kooperatif.
BAB IV      KESIMPULAN
Pada bab ini penulis kemukakan kesimpulan mengenai pokok-pokok permasalahan sebagai dirumuskan dalam rumusan masalah, apakah hipotesis yang penulis ajukan itu terbukti atau tidak.

Share this article :