Friday, July 23, 2010

Home » » Peranan Guru PKn di dalam Pengelolaan Kelas Sebagai Upaya Membina Cara Belajar Siswa Aktif.( Suatu Tinjauan Terhadap Pelaksaan Pengajaran PKn di SMA Negri I Cikembar Kabupaten Sukabumi)

Peranan Guru PKn di dalam Pengelolaan Kelas Sebagai Upaya Membina Cara Belajar Siswa Aktif.( Suatu Tinjauan Terhadap Pelaksaan Pengajaran PKn di SMA Negri I Cikembar Kabupaten Sukabumi)



BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
            Keberhasilan pendidikan formal akan banyak ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yaitu keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas  dari keseluruhan sistem pendidikan. Untuk meningkatkan mutu dan kualitas serta kuantitas  kegiatan belajar mengajar, banyak upaya yang dapat dilakukan guru, seperti keterampilan mengelola kelas dengan pendekatan cara belajar siswa aktif.
            Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, kemampuan profesional guru amatlah penting, karena guru merupakan ujung tombak di lapangan. Kewajiban guru dalam meningkatkan profesionalnya tidak hanya berguna bagi dirinya tetapi mempunyai makna yang positif bagi peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena itu guru dituntut untuk selalu berusaha agar dalam kegiatan belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara optimal.
            Tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertera dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional  telah dijelaskan sebagai berikut :
“Pendidikan nasional  berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,berahklaq mulia,sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab..”

Dari tujuan pendidikan tersebut diatas, jelaslah bahwa pelaksanaan pendidikan diarahkan dalam rangka membina manusia Indonesia ke arah kedewasaan, yang pada akhirnya dapat membangun bangsa dan negara dalam mewujudkan cita-cita nasional yaitu masyarakat yang adil dan makmur secara merata ke seluruh tanah air Indonesia dengan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Untuk menuju arah tersebut diatas, strategi pelaksanaan pengajaran diperlukan adanya kegiatan mengajar yang efektif dan efisien, sedikitnya ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa, sebagaimana dijelaskan oleh Moh. Uzer Usman (1992: 16), sebagai berikut :
1.      Melibatkan siswa secara aktif.
2.      Menarik minat dan perhatian siswa.
3.      Membangkitkan motivasi siswa.
4.      Prinsip individualitas.
5.      Peragaan dalam pengajaran.

Kelima variabel tersebut diatas merupakan satu sistem yang saling mendukung dan saling keterkaitan dalam kondisi mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru memegang peranan penting, karena guru sebagai pelaksana dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Dari kelima variabel diatas, salah satu variabelnya adalah melibatkan siswa secara aktif, yang merupakan salah satu komponen yang menarik untuk diteliti.
Pelaksanaan pengajaran di sekolah-sekolah kenyataannya guru yang aktif, padahal betapa pentingnya aktifitas belajar mengajar siswa aktif, sebagai salah satu sisetm belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental dan emosional guna memperoleh hasil-hasil belajar yang berupa perpaduan antara kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pemusatan proses belajar mengajar pada diri siswa bukan merupakan hal yang baru, karena para ahli pendidikan antara lain G. Stanley (1981) telah mencanangkan bahwa anak didik merupakan subyek utama dalam rangka pendidikan dan anak didik bukanlah manusia dewasa dalam kehidupan di sekolah, perlu mendapat perhatian dan pelayanan dari guru secara profesional dalam interaksi proses belajar mengajar.
Hal ini lebih menekankan pada proses Cara Belajar Siswa Aktif  (CBSA) dalam rangka menunjukan kepada keaktifan fisik, mental dan emosional, sebagaimana dijelaskan oleh Mc Keachi yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman, (1992:18), bahwa tolak ukur CBSA sebagai berikut :
1.      Partisipasi siswa dalam menentukan tujuan kegiatan belajar mengajar.
2.      Penekanan pada aspek afektif dalam pengajaran.
3.      Partisipasi siswa dalam melaksanaka kegitan belajar mengajar, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa.
4.      Penerimaan guru dalam perbuatan dan sumbangan siswa yang kurang relevan atau salah.
5.      Keeratan hubungan kelas sebagai kelompok.
6.      Kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan yang penting dalam kegiatan di sekolah.
7.      Jumlah waktu yang digunakan untuk menangani masalah pribadi siswa, baik yang berhubungan atau pun yang tidak berhubungan dengan pelajaran.

Dengan demikian betapa pentingnya peranan guru didalam kelas dalam membina keaktifan siswa  dalam interaksi diantara siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa lainnya, apabila kegiatan tersebut kurang mendapat motifasi dari guru, kemungkinan keaktifan siswa dalam belajar tidak lancar, karena guru sangat berperan dalam memberikan motivasi terhadap kemajuan belajar.
Sesuai dengan kemajuan dibidang pendidikan alangkah sejalannya apabila dalam pelaksanaan pengajaran PKn, menganut pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) guna memperoleh hasil yang optimal.
Adapun yang menjadi alasan pembaharuan dibidang pengajaran PPKn dalam proses belajar mengajar menganut pendekatan CBSA adalah sebagai berikut :
“Melalui Pendidikan Nilai Pancasila yang terpadu diharapkan peserta didik:
1.      Memahami dan menguasai secara nalar konsep dan norma Pancasila sebagai falsafah, dasar ideologi dan pandangan hidup bangsa dan Negara RI.
2.      Menghayati dan meyakini tatanan nilai dan moral yang termuat dalam sub (1) diatas.
3.      Mengamalkan dan membakukan sub 1 dan 2 diatas, sebagai sikap perilaku diri dan kehidupannya dengan penuh keyakinan dan nalar”. (A. Kosasih Djahiri, 1992/1993: 9)

Sejalan dengan pendapat tersebut diatas, pelaksanaan pengajaran PKn dalam kondisi apapun harus berjalan dengan baik, salah satu cara untuk membangkitkan kegiatan belajar adalah melalui pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Dengan metode tersebut diharapkan seluruh perasaan anak didik terlibat dalam proses belajar yang baik, pengajaran akan berjalan dengan efektif dan efisien.
Peranan guru dalam pengelolaan kelas adalah usaha untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik, agar tujuan pengajaran tercapai secara optimal. Untuk mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, diperlukan perencanaan yang matang, penataan prosedur dan sumber belajar serta lingkungan yang memadai. Dengan terpenuhinya persyaratan pengelolaan kelas, maka diharapkan peserta didik mampu menyerap bahan pengajaran, baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor. Tanpa didukung oleh suasana kelas yang baik, kemumgkinan tujuan pembelajaran akan sulit tercapai, apalagi dalam pengajaran PKn, karena dalam pelaksanaan pengajaran PKn perlu didukung oleh suasana kelas yang merangsang siswa untuk belajar. Oleh karena itu kelas harus dikelola secara baik, profesional serta didukung oleh manajemen kelas yang baik.
            Dengan demikian pengelolaan kelas harus ditangani .secara serius, karena akan erat kaitannya dengan keberhasilan belajar mengajar, sebagaimana dikemukakan oleh Cece Wijaya dkk,(1991:13), yaitu :
“Pengelolaan kelas adalah usaha dari fihak guru untuk menata kehidupan kelas, dimulai dari perencanaan kurikulumnya, penataan prosedur dan sumber belajarnya, pengaturan lingkungannya, untuk memaksimumkan efisiensi, memantau kemajuan siswa, dan mengantisifasi masalah-masalah yang mungkin timbul”.

            Peranan guru dalam mengelola kelas, hendaknya mampu memberikan konstribusi bagi kemajuan pelaksanaan pengajaran, karena kelas merupakan lingkungan belajar, serta merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisir secara baik, agar terjadi suatu interaksi belajar mengajar yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan baik.
Guru, besar perannya didalam pengelolaan kelas, karena guru merupakan sentral dan sumber belajar di kelas. Karena itu guru harus penuh tanggung jawab atas maju mundurnya pengajaran di sekolah, karena kunci keberhasilan terciptanya suasana kelas yang merangsang untuk belajar, akan dapat dicapai dengan sempurna apabila ada dukungan dari semua pihak serta tersedianya perangkat atau pasilitas pengajaran yang memadai terutama sebagai ujung tombak dilapangan.
            Metode ceramah adalah metode yang sering digunakan oleh guru dalam menyampaikan imformasi pada siswa dalam proses belajar mengajar tampa banyak kemungkinan untuk dapat menerapkan metode lain yang sesuai dengan jenis materi pengajaran yang disajikan pada siswa, sesuai dengan karakteristik siswa secara umum dan perorangan, bahkan dikelas masih ada guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya lebih senang duduk dikursi membaca buku sebagai instruktur, pemberi imformasi dan sebagai hakim yang bertindak pada saat pelaksanaan ulangan atau evaluasi. Siswa dalam belajarnya cukup dengan Duduk, Dengar,Catat, Hafal (DDCH). Conny Semiawan dkk (1989:7).
Demikian juga tanggung-jawab dan kepedulian guru dalam pengelolaan kelas masih rendah, hal ini kemungkinan disebabkan oleh keterbatasan fasilitas belajar, faktor siswa dan keberadaan dari pihak guru itu sendiri. Padahal guru dalam kondisi bagaimanapun pada kegiatan pelaksanaan di dalam kelas, tetap harus mampu menampilkan yang terbaik demi tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal.
            Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian didalam pelaksanaan pengajaran PKN dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas dengan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), untuk dikaji menjadi suatu judul penelitian, karena itu penulis dalam penelitian ini memberi judul : “Peranan Guru PKn di dalam Pengelolaan Kelas Sebagai Upaya Membina Cara Belajar Siswa Aktif.( Suatu Tinjauan Terhadap Pelaksaan Pengajaran PKn di SMA Negri I Cikembar Kabupaten Sukabumi).
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
            Masalah proses belajar mengajar sangat kompleks, dalam penelitian ini akan dibatasi masalahnya yaitu: “ Peranan Guru PKn   dalam Pengelolaan Kelas Sebagai Upaya Membina Cara Belajar Siswa Aktif”, yang dituangkan kedalam rumusan masalah secara umum yaitu “ Bagaimana Peranan Guru di Dalam Pengelolaan Kelas Sebagai Upaya Membina Cara Belajar Siswa Aktif ?”.
Untuk memandu pencarian data agar lebih terarah, maka rumusan masalah secara khusus dirinci sebagai berikut:
1. Bagaimana pengelolaan kelas dilaksanakan oleh guru PKn dalam proses belajar mengajar pada SMA Negeri I Cikembar kabupaten Sukabumi ?
2. Bagaimana CBSA didalam proses belajar mengajar mata pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Cikembar kabupaten Sukabumi ?.
3. Bagaimana peranan guru PKn dalam membina CBSA melalui pengelolaan kelas pada SMA Negeri 1 Cikembar kabupaten Sukabumi?
C. Definisi Operasional Variabel
Arti Variabel dijelaskan oleh Nana Sujana (1987: 23) sebagai berikut: “ “Variabel secara sederhana dapat diartikan adalah ciri-ciri dari individu, obyek, gejala, peristiwa, yang dapat diukur secara kuantitatif ataupun secara kualitatif, hasil pengukuran bisa konstan atau tetap, bisa pula berubah- ubah”.
Sejalan dengan pendapat tersebut diatas, maka variabel-variabel yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah paranan variabel bebas terhadap variabel terikat yang dirinci sebagai berikut:
1. Variabel bebas (X)
     “ Pengelolaan Kelas”, (Cece Wijaya Dkk, 1991: 26)
a. Melaksanakan program belajar mengajar.
   1.  Menyusun satuan pelajaran
   2.  Melaksanakan proses belajar mengajar
b. Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi
 1. Guru harus selalu menegakkan disiplin sebagai kunci keberhasilan   belajar. (Cece Wijaya, 1991: 118 )
 2. Menentukan alokasi penggunaan waktu belajar mengajar, (Muh. Uzer Usman, 1993: 117)
c. Mengenal dan menggunakan metoda dan media pengajararan
    1. Menggunakan bermacam – macam metoda mengajar
    2. Menggunakan media pendidikan ( muh. Uzer usman, 1993: 121)
2. Variabel Terikat  (Y)
     “ Cara belajar siswa aktif”
a. CBSAsebagai suatu perpaduan berbagai pendekatan.
    1. Keaktifan guru
    2. Keaktifan siswa ( Moh. Ali, 1988 : 41)


b. Tolok ukur CBSA. ( Moh. Uzer usman, 1992: 18)
1. Partisipasi siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan                  interaktif antar siswa.
2. Keaktifan dan peran serta siswa dan guru dalam proses belajar     mengajar
c.. CBSA kadar tinggi. ( A. Kosasih djahiri, 1992:13)
1.  . Siswa memiliki gairah dan keterbukaan dalam belajar
2. Siswa selalu memiliki rasa penasaran dan kebebasan               berpartisipasi dalam KBM 

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
            Penelitian ini secara umum ingin memperoleh jawaban “Bagaimana Peranan Guru di Dalam Pengelolaan Kelas Sebagai Upaya Membina Cara Belajar Siswa Aktif.”
Secara khusus penelitian ini ingin memperoleh gambaran mengenai :
a.       Bagaimana pengelolaan kelas dilaksanakan oleh guru PKn dalam proses belajar mengajar di SMA Negeri 1 Cikembar Kabupaten Sukabumi.
b.      Bagaimana CBSA terlaksana di dalam proses belajar mengajar mata pelajaran PKN di SMA Negeri 1 Cikembar Kabupaten Sukabumi.
c.       Bagaimana pernan guru PKn di dalam membina CBSA melalui pengelolaan kelas di SMA Negeri 1 Cikembar Kabupaten Sukabumi 


2.      Kegunaan Penelitian
a.       Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis tentang peranan guru di dalam pengelolaan kelas sebagai upaya membina Cara Belajar Siswa Aktif, pada pengajaran PPKn di SMA Negeri 1 Cikembar Kabupaten Sukabumi
b.      Sebagai umpan balik bagi lembaga pendidikan khususnya bagi SMA Negeri 1 Cikembar Kabupaten Sukabumi.
c.       Sebagian masukan bagi instalansi terkait untuk pengembangan kemajuan ilmu pengetahuan.
d.      Hasil temuan-temuan dilapangan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk kepentingan disiplin ilmu tertentu.
e.       Sumbangan pemikiran dalam bentuk karya tulis ilmiah bagi kemajuan ilmu pengetahuan, mudah-mudahan dapat bermamfaat terutama bagi siapa saja yang memerlukannya.

E. Anggaran Dasar dan Hipotesis
1.      Anggapan Dasar
            Anggapan dasar adalah merupakan titik tolak landasan berpikir yang tidak diragukan lagi kebenarannya oleh peneliti. Hal ini dikemukakan oleh Winarno Surachmad yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto(1992: 53) sebagai berikut : “Anggapan dasar, asumsi atau postulat ialah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”.
            Dalam hubungannya dengan penelitian ini, penulis mengajukan anggapan dasar sebagai berikut:
a.       Pengelolaan kelas (Cece Wijaya, 1991: 11 ) adalah “usaha dari pihak guru untuk menata kehidupan kelas dimulai dari perencanaan kurikulum, penataan prosedur dan sumber pelajarannya, pengaturan lingkungannya untuk memaksimumkan efisiensi, memantau kemajuan siswa dan mengatisipasi masalah-masalah yang mungkin terjadi.
b.      Pengelolaan kelas (A. Tabrani dkk, 1991:310), ialah ”Suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung-jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar tercapai kegiatan belajar mengajar yang diharapkan”.
c.       Cara Belajar Siswa Aktif (T. Raka Joni, dikutip oleh A. Tabrani dkk, 1990: 16) ialah :
“Hakikat CBSA menunjuk kepada keaktifan mental, meskipun untuk maksud ini dalam banyak hal yang dipersyaratkan keterlibatan langsung dalam berbagai bentuk keaktifan fisik”.
2.      Hipotesis
            Hipotesis ialah “Rumusan jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya melalui penelitian “. (Moh. Ali,1986: 48)
            Sejalan dengan pendapat tersebut di atas, hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah :
a.             Hipotesis Mayor (Umum)
“Peranan guru di dalam pengelolaan kelas sangat besar pengaruhnya terhadap upaya pembinaan CBSA”.
b.            Hipotesis Minor (kerja)
“Jika pengelolaan kelas yang dilaksanakan oleh guru, PPKn dengan melalui proses belajar mengajar berlangsung dengan baik maka akan terbina Cara Belajar Siswa Aktif”.

F. Metoda dan Teknik Pengumpulan Data
1.      Metoda Pengumpulan Data
Metoda yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah “Metoda Deskriptif Analitik” yaitu metoda yang hanya menjelaskan suatu peristiwa dan kejadian yang ada atau kejadian yang sedang terjadi pada masa kini, sebagaimana dijelaskan oleh Winarno Surachmad (1994: 140) sebagai berikut :
“Metoda deskriptif analitik ialah :
a)                  Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalahyang aktual.
b)                  Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis.
2.      Teknik Pengumpulan Data
a.       Studi Literatur
         Yaitu studi dengan mempelajari buku-buku untuk mendapatkan informasi yang ada hubungannya, dengan masalah yang sedang diteliti.

b.      1. Wawancara
Yaitu teknik penelitian dengan cara tanya jawab langsung dengan responden tentang masalah yang sedang diteliti
            2. Angket
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara cara menggunakan instrumen penelitian,berupa daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden. Jawaban angket telah tersedia (angket tertutup), responden tinggal memilih satu alternatif jawaban yang paling tepat
3. Studi dokumentasi
Yaitu suatu metoda dengan cara mempelajari dokumen diperlukan tentang data yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti
4. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara langsung melihat situasi dan kondisi yang kebenarannya dilapangan tentang masalah yang sedang diteliti.

G. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi penelitian
            Populasi adalah merupakan sekelompok subyek penelitian yang dijadikan sumber data. Dalam penelitian populasi dapat berupa sekelompok manusia, nilai-nilai tes, gejala-gejala, pendapat, peristiwa, benda-benda dan lain-lan. (Suharsimi Arikunto, 1993: 102).
            Berdasarkan pernyataan tersebut diatas, maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah  seluruh siswa kelas dua dan dua orang guru PKn di SMA Negeri 1 Cikembar Kabupaten Sukabum, jumlah populasi seluruhnya 300 orang siswa kelas XI dan dua orang guru PKn. Penulis mengambil populasi kelas XI, berpendapat bahwa kelas XI lebih dewasa dibanding dengan kelas X, sedangkan kelas XII sedang difokuskan menghadapi kegiatan UAN/UAS tahun ajaran 2006/2007 sudah diambang pintu, juga disesuaikan dengan kemampuan penulis yang sangat terbatas
2.      Sampel Penelitian
            Yang dimaksud dengan sampel adalah merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti, dan dipandang dapat mewakili seluruh populasi secara persentatif, lebih jelasnya diuraikan oleh Suharsimi Arikunto (1993: 104) yaitu :
“Jika kita meneliti sebagian dari populasi, maka disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
            Jumlah populasi siswa kelas XI adalah 300 orang maka untuk menentukan sampel yang subyeknya seperti ini dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto. (1993: 107) sebagai berikut :
“Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10 % atau 20 % - 25 %, atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :
a)      Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
b)      Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena dari hal ini meyangkut bayak sedikitnya data.
c)      Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja lebih besar lebih baik”.
            Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka penulis menentukan sampel dalam penelitian ini adalah 25 % dari jumlah populasi siswa kelas XI, yaitu 300 orang dan dua orang guru PPKn. Alasan penulis mengambil sampel 25 % dari jumlah populasi adalah disesuaikan dengan kemampuan peneliti yang sangat terbatas, baik dari segi waktu, tenaga dan dana
            Untuk lebih jelasnya tentang sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. A
NO
TINGKAT KELAS
JUMLAH POPULASI
SAMPEL
1.
Kelas XI
300 orang
75 orang
2.
Guru PPKn
2 orang
2 orang
JUMLAH
77 orang






Tabel. B
NO
NAMA KELAS
POPULASI
SAMPEL
1
XI IPA 1
42 orang
11 orang
2
XI IPA 2
42 orang
11 orang
3
XI BAHASA
40 orang
10 orang
4
XI IPS 1
43 orang
11 orang
5
XI IPS 2
43 orang
11 orang
6
XI IPS 3
42 orang
10 orang
7
XI IPS 4
43 orang
11 orang

JUMLAH
300 orang
75 orang
.
           



   



   



 
  
 

Share this article :