Friday, July 23, 2010

Home » » Pengetahuan Umum tentang Pencak Silat

Pengetahuan Umum tentang Pencak Silat



Pengetahuan Umum tentang Pencak Silat


Pengertian Pencak Silat


Tidak diketahui  dengan pasti sejak kapan sebutan pencak atau silat mulai digunakan, namun dipercaya istilah tersebut muncul dari bahasa yang digunakan masyarakat setempat dan kemudian berkembang ke berbagai penjuru. Istilah lain untuk pencak silat yang berkembang di Jawa Barat di antaranya adalah penca, silat, ulin atau ameng.
Tokoh-tokoh pencak silat dalam menguraikan pengertian atau definisi tentang pencak silat berbeda-beda. Di bawah ini beberapa pendapat tokoh-tokoh pencak silat mengenai pengertian pencak silat.
R. Asikin, salah seorang tokoh pencak silat dari Jawa Barat dalam buku Pelajaran Pencak Silat mengatakan :
“Pencak Silat adalah suatu ilmu pengetahuan yang merupakan permainan rakyat asli Indonesia yang dipengaruhi oleh kudrat Ilahi dan budaya daerah yang menjadi ciri khas kepribadian bangsa”
Drs. Atok Iskandar, dosen FPOK IKIP Surabaya menerangkan :
“Pencak Silat adalah gerak bela diri tingkat tinggi yang disertai dengan perasaan sehingga merupakan penguasaan gerak yang efektif dan terkendali”.
Pengertian Pencak Silat secara baku lebih ditegaskan lagi dalam Seminar Bela Diri Antar Departemen yang dihadiri oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Badan Pembinaan Bela Diri Indonesia (BABINORDI) dan Komite Olar Raga Nasional Indonesia (KONI). Dalam seminar tersebut disepakati, bahwa :
“Pencak Silat adalah (a) budi daya (budaya) bangsa Indonesia (b) untuk membela dan mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritas (kemanunggalan) terhadap lingkungan hidup dan alam sekitarnya (c) untuk mencapai keselarasan hidup (d) guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”.
Kata “Pencak Silat” kemudian menjadi istilah yang digunakan di tingkat internasional sejak berdirinya organisasi pencak silat seluruh dunia, yaitu Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat).

Aspek dan tujuan Pencak Silat


Pencak silat mempunyai aspek-aspek sebagai berikut  : mental spiritual, bela diri, seni dan olah raga. Keempat aspek ini saling berkaitan dan tidak dapat dipasahkan satu sama lain. Pada prinsipnya aspek bela diri merupakan aspek yang paling orisinil dan merupakan asal dari teknik dan jurus aspek-aspek yang lain.
Uraian mengenai keempat aspek dan tujuan pencak silat tersebut adalah sebagai berikut :

Mental Spiritual

 

Aspek ini menggambarkan tujuan pembekalan (pengkondisian) sikap mental pesilat (manusia pencak silat) untuk menjadi pesilat sejati. Di sini dipelajari falsafah pencak silat untuk membentuk budi pekerti luhur dan berakhlak mulia. Bentuk-bentuk ajarannya biasanya berupa wejangan-wejangan guru, motto, sumpah perguruan, talek dan sejenisnya. Aspek ini berfungsi sebagai alat pengendali agar pesilat selalu menggunakan ilmunya pada jalan yang benar.

 

Sejarah Pencak Silat


Sejarah Pencak Silat Sebelum Zaman Penjajahan


Salah satu ciri diri mahluk hidup adalah naluri membela diri untuk menjaga keselamatannya. Manusia membela diri agar selamat dari bahaya kematian, kecelakaan, kelaparan, kesengsaraan dan sebagainya, baik secara individu maupun kelompok. Ancaman itu biasanya datang dari bahaya alam, binatang buas dan dari manusia itu sendiri.
Manusia diberi kelebihan berupa akal dan pikirannya untuk mempelajari dan memperhatikan gerakan-gerakan binatang pada waktu berkelahi dengan sejenisnya atau berbeda jenis. Manusia kemudian belajar menirukan gerakan-gerakan binatang, lincah dan gesit seperti kera, mencengkram seperti harimau, dan sebagainya. Itulah sebabnya timbul berbagai aliran bela diri yang sesuai dengan nama binatang.
Hasil ciptaan tentang bela diri ini terus menerus diperbaharui dan disempurnakan dari generasi berikutnya, sampai pada suatu saat ditemukan “jurus” yaitu suatu cara atau teknik pengamanan diri yang sangat efektif. Perbuatan mengamankan diri dengan menggunakan jurus fisikal yang sangat efektif ini merupakan embrio dari pencak silat.
Pada jaman timbul dan berkembangnya kerajaan-kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia, pecak silat (yang pada saat itu mungkin belum disebut pencak silat) mengalami perkembangan pesat. Pencak silat sebagai hasil ciptaan orang-orang pintar masyarakat bawah dikembangkan oleh kerajaan-kerajaan menjadi suatu ilmu yang disebut ilmu kanuragan, ilmu kewiraan atau ilmu perang.

Sejarah Pencak Silat Pada Zaman Penjajahan

r        Zaman Penjajahan Belanda

Pemerintah penjajahan Belanda tidak terlalu memberi kesempatan kepada perkembangan pencak silat, justru pada keadaan tertentu pendidikan pencak silat dipandang berbahaya bagi kelangsungan pemerintahannya.
Pada masa itu para pendekar tetap mengajarkan pencak silat walaupun gerakannya dibatasi dan diawasi secara ketat. Para pendekar mengajarkan pencak silat di kampung-kampung yang sunyi dan aman dari pengawasan, atau lebih menonjolkan seni pencak silat yang menurut tradisi selalu ditampilkan bersama kesenian rakyat lainnya untuk memeriahkan pesta-pesta yang diadakan oleh warga masyarakat.
Dengan demikian, pencak silat yang telah berakar di kalangan masyarakat terus  dilestarikan, dikembangkan, dan dimasyarakatkan dengan berbagai cara, sekalipun ada pembatasan-pembatasan dari pemerintah penjajah

r        Zaman Penjajahan Jepang

Pada zaman penjajahan Jepang (1942 – 1945) politik yang diterapkan berbeda dengan politik Belanda. Pencak silat sebagai ilmu bela diri nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang dalam perangnya melawan tentara Sekutu. Karena itu, perguruan-perguruan pencak silat kembali melaksanakan dan memperluas kegiatannya. Para pendekar dirangkul oleh Jepang untuk mendukung kekuatan Jepang dalam mempertahankan Asia Timur Raya. Jepang mengijinkan mengadakan pagelaran kesenian dan pertandingan pencak silat.
Keadaan ini menjadikan bumerang bagi penjajah Jepang karena perguruan-perguruan pencak silat telah ikut menyiapkan kader-kader pemuda bukan untuk membantu Jepang melawan Sekutu melainkan untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, terutama setelah pemerintah Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Setelah Jepang dikalahkan oleh Sekutu, timbullah pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mengusir Jepang dari tanah air.

Sejarah Pencak Silat Pada Zaman Kemerdekaan

Di masa revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan, pencak silat menjadi salah satu modal perang rakyat Indonesia melawan penjajah. Pendidikan pencak silat yang menanamkan cinta tanah air, pantang menyerah dan siap berkorban telah memberikan andil tersendiri dalam mempertahankan kemerdekaan. Jumlah perguruan pencak silat yang didirikan semakin banyak. Banyak anggota perguruan pencak silat yang melibatkan diri dalam perjuangan bersenjata, di antaranya banyak guru dan anggota perguruan pencak silat yang gugur di medan perjuangan sebagai pahlawan.
Sejarah Beberapa Aliran dan Perguruan Pencak Silat di Jawa Barat

Pengertian aliran pencak silat sering dikacaukan dengan perguruan silat. Padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Jurus melahirkan aliran, dan aliran melahirkan perguruan.
Praktek pelaksanaan jurus pencak silat dari penciptanya, dilakukan dengan gaya yang berbeda dengan pencipta lainnya. Gaya yang unik dengan ciri-cirinya yang menonjol dan mudah dibedakan dengan gaya lainnya disebut aliran pencak silat.
Kesatuan antara pencipta/guru, jurus, aliran dan murid yang mempelajari jurus tersebut disebut perguruan pencak silat. Dengan kata lain perguruan adalah lembaga pendidikan atau organisasi tempat berguru pencak silat.
Berguru mempunyai konotasi belajar secara intensif yang prosesnya diikuti, dibimbing dan diawasi secara langsung dan tuntas oleh guru, sehingga orang yang berguru diketahui dengan jelas perkembangan kemampuannya maupun budi pekertinya. Seorang guru yang baik tidak akan mendidik, meningkatkan atau memperluas pendidikannya kepada seseorang yang mentalitasnya dinilai tidak atau kurang memadai.
Di bawah ini terdapat contoh beberapa aliran dan perguruan pencak silat yang terdapat di Jawa Barat.

r        Aliran Cimande

Aliran Cimande tercatat merupakan aliran tertua di Jawa Barat dikembangkan oleh Abah Kahir. Nama aliran Cimande mengambil nama tempat atau sungai yang terdapat di Cimande, Bogor yang merupakan tempat Abah kahir tinggal dan melatih pencak silat sekitar tahun 1760.
Pada tahun 1770 ia menikah dengan wanita Cianjur dan pindah ke sana. Di Cianjur ia mengajarkan pencak silat kepada pemuda-pemuda dan juga kepada putera-putera Bupati Aria Adipati Wiratanudatar VI yang memerintah Cianjur dari tahun 1776 sampai 1813. Ketika berada di Cianjur inilah Abah Kahir dipertandingkan dengan perantau Cina dari Makao. Ia memenangkan pertandingan itu dan mendapat hadiah sebesar satu ringgit.
Pada tahun 1813 Bupati Wiratanudatar VI meninggal, dan Abah Kahir pulang kembali ke Bogor pada tahun 1815. Ia meninggal di Bogor dan dibuburkan di Kampung Tanah Sareal pada tahun 1825. Beberapa penerusnya di antaranya adalah Eyang Ocod, Eyang Ace, dan lain-lain.
Aliran ini banyak mempengaruhi aliran atau perguruan yang tersebar di Jawa Barat, bahkan beberapa perguruan pencak silat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura sampai Kalimantan juga mengakui adanya pengaruh dari aliran Cimande. Aliran pencak silat di Jawa Barat yang dipengaruhi aliran Cimande misalnya aliran Sera, Ciwaringin, Cikaret dan  lain-lain. Hampir setiap perguruan pencak silat di Jawa Barat dipengaruhi oleh aliran ini, misal Perguruan Pencak Silat Mande Muda, Budhi Kancana, TTKDH (Tjimande Tarikolot Kebon Djeruk Hilir), dan lain-lain.
Cara-cara tradisional masih dilaksanakan dalam menerima seseorang yang akan belajar aliran ini. Sebelum mulai belajar, calon murid akan ditanya tentang kesanggupan untuk memenuhi syarat-syarat yang harus dijalankan dalam hidupnya. Proses ini disebut talek yang dilakukan oleh seorang guru terhadap calon muridnya. Setelah calon  murid menyanggupinya, lalu guru akan meneteskan air sirih kepada mata muridnya yang dikenal dengan nama dipeureuh atau dikecer. Setelah itu barulah murid tersebut boleh berlatih yang biasanya dilakukan pada malam hari. Beberapa contoh jurus Cimande adalah : tonjok bareng, selup, timpah, pakalah leutik, pepedangan, dan lain-lain.
Selain terkenal pencak silatnya, Cimande juga terkenal karena banyak tokoh-tokoh pencak silat yang ahli dalam mengobati patah tulang. Salah satu bahan yang digunakan untuk merawat patah tulang atau untuk merawat tangan dan kaki setelah latihan adaalah minyak atau balur cimande.
r        Aliran Cikalong

Aliran ini dikembangkan oleh Raden Haji Ibrahim (Rd. Djajaperbata). Sebelumnya Rd. H. Ibrahim berguru kepada kakek iparnya yaitu Rd. Ateng Alimudih di Jatinegara, kemudian dilanjutkan kepada Bang Ma’ruf (Tanah Abang, Jakarta)  Bang Madi (Tanah Abang, Jakarta) dan Bang Kari (Benteng, Tangerang). Pelajaran dari guru-gurunya itu kemudian diolah kembali oleh Rd. H. Ibrahim melalui proses khalwat (perenungan) di sebuah gua di Kampung Jelebud, di tepi sungai Cikundul, Cianjur. Karena itu, lahirlah pencak silat aliran Cikalong. Nama aliran ini diambil dari nama tempat tinggal Rd. H. Ibrahim atau tempat awal penyebaran aliran pencak silat ini.
Awal perkembangan aliran Cikalong tidak beritu pesat. Hal ini disebabkan berbagai hal. Pertama Rd. H. Ibrahim sangat selektif dalam menerima murid, diduga disebabkan kekhawatiran adanya penyalahgunaan ilmu pencak silat yang sangat membahayakan itu. Di samping itu, sebagai keturunan bangsawan yang tidak membutuhkan tambahan biaya hidup dari murid-murid, ia dengan sendirinya tidak menggantungkan hidupnya berdasarkan banyaknya murid. Rd. H. Ibrahim mengajarkan ilmunya kepada keluarganya sendiri yang masih keturunan dari Dalem R.A.A. Wiratanudatar. Kemudian murid-muridnya itulah yang menyebarkan aliran ini ke  berbagai pelosok daerah Jawa Barat. Beberapa penerus aliran ini di antaranya adalah Rd. Muhammad Noh, Rd. Brata, Rd. Obing Ibrahim, Rd. Didi, Rd. O. Soleh, dan lain-lain.
Aliran pencak silat yang dipengaruhi aliran Cikalong di antaranya aliran Cikaret dan Sanalika, sedangkan perguruan yang mempelajari aliran ini di antaranya adalah Paguron Pusaka Cikalong (PPC) Cianjur, Paguron Pusaka Siliwangi, Pager Kancana, dan lain-lain. Beberapa contoh jurus Cikalong adalah : suliwa, susun, kocet, serut, jurus lima, dan lain-lain.
Rd. H. Ibrahim meninggal pada tahun 1906 dan dimakamkan dipemakaman keluarga Dalem Cikundul, Cikalong, Cianjur.

Organisasi Pencak Silat

Ikatan  Pencak Silat Indonesia (IPSI)

Di tengah kancah perjuangan melawan Belanda, tumbuh dan berkembangnya perguruan pencak silat di berbagai penjuru tanah air menggugah Mr. Wongsonegoro untuk menghimpun kekuatan pencak silat dalam suatu wadah organisasi.
Pada tanggal 18 Mei 1948 di Kota Surakarta berkumpul tokoh-tokoh nasional di bawah pimpinan Mr. Wongsonegoro membentuk IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia) yang kemudian berganti nama menjadi IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Awal perkembangan organisasi pencak silat ini tidak lepas dari prakarsa 10 perguruan pencak silat yang disebut “Perguruan Historis”, yaitu : Setia Hati, Perpi Harimurti, Phasaja Mataram, Perisai Diri, Perisai Putih, Setia Hati Teratai, Tapak Suci, PPSI Jawa Barat, Putra Betawi, Nusantara.

Tujuan didirikan IPSI adalah sebagai berikut :

1.        mempersatukan dan membina seluruh perguruan pencak silat di Indonesia.
2.        Melestarikan, mengembangkan dan memasyarakatkan pencak silat
3.        Menjadikan pencak silat sebagai sarana perjuangan bangsa.

Sebagai perwujudan dari tujuan tersebut di atas, pencak silat tampil dalam eksibishi PON I di Surakarta. Kemudian dirumuskanlah peraturan pertandingan dan pertaruan perwasit-jurian olah raga pencak silat. Mulai PON VIII tahun 1973 sampai sekarang pencak silat selalu dipertandingkan.
Pada kongres IPSI IV tahun 1973, kepengurusan IPSI berpindah ke Cokropranolo. Perjuangan kepengurusan Cokropranolo adalah di bidang olah raga prestasi dan peningkatan program pencak silat sebagai ekstra kurikuler di sekolah. Melalui kongres  IPSI VI tahun 1981, kepengurusan IPSI dipegang oleh Edi M. Nalapraya yang mempunyai tugas meningkatkan program di bidang pencak silat olah raga, seni, beladiri serta meningkatkan peranan pencak silat sebagai pendidikan watak dan kepribadian. Di bawah kepemimpinan Edi M. Nalapraya, hubungan internasional dan pengembangan pencak silat ke luar negeri mulai dirintis.
Khusus di Jawa Barat, dikenal suatu organisasi kemasyarakatan yang bernama Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI). Organisasi ini berdiri pada tanggal 17 Agustus 1957 di Bandung, dan lebih menintikberatkan pada pemeliharaan seni budaya daerah Jawa Barat. Seperti telah dikemukakan di atas, PPSI Jawa Barat adalah salah satu dari sepuluh “perguruan historis” IPSI. Motto PPSI adalah Budi – Bakti – Sakti.

Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (PERSILAT)

Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa disingkat PERSILAT merupakan wadah organisasi pencak silat seluruh dunis. Sampai kini sudah 24 negara menjadi anggota Persilat. Organisasi ini dibentuk atas prakarsa IPSI setelah melihat pencak silat di beberapa kawasan Eropa dan Amerika sudah mulai berkembang secara lebih terorganisir dalam bentuk perguruan-perguruan pencak silat, dan di antaranya ada yang mempunyai hubungan organisatoris dengan perguruan pusatnya di Indonesia.
Gagasan ini disampaikan kepada Persekutuan Silat Singapura (PERSISI) pada tahun 1977 yang disambut dengan baik. Selanjutnya pada tahun 1978 IPSI menghubungi Kementrian Kebudayaan, Belia dan Sukan Malaysia (KKBS) untuk maksud yang sama karena pada waktu itu Malaysia belum mempunyai wadah nasional.
Gagasan tersebut dikonkretkan dalam satu pertemuan pada waktu berlangsung SEA Games, September 1979 di Jakarta yang dihadiri oleh IPSI, PERSISI, utusan KKBS Malaysia serta pimpinan kontingen Brunei Darussalam.
Berdasarkan kesepakatan tersebut maka terbentuklah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa dalam pertemuan berikutnya yang berlangsung pada tanggal 11 Maret 1980 di Jakarta.
Pada waktu pembentukan PERSILAT telah disepakati beberapa hal mendasar sebagai pedoman dalam membina dan mengembangkan pencak silat di mancanegara, di antaranya adalah sebagai berikut :

a)      Istilah yang digunakan adalah pencak silat
b)      Keempat negara yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam disebut Anggota Pendiri.
c)      Pencak silat disepakati sebagai warisan budaya rumpun Melayu.
d)      Sebagai warisan, maka arah pembinaan dan tanggun jawab pelestarian dan pemasyarakatannya, berada di tangan keempat Negara Pendiri.

Sejak tahun 1987 Persilat telah menjalin hubungan dengan Dewan Federasi SEA Games yang menghasilkan diikutsertakannya pencak silat sebagai cabang olah raga yang dipertandingkan. Di samping itu digelar pula kejuaraan dunia pencak silat yang pertama kali diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1982.














Padepokan Nasional Pencak Silat Indonesia

Padepokan Nasional Pencak Silat Indonesia didirikan di kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta di atas tanah seluas 5,2 hektar yang merupakan pemberian Ibu Tien Suharto selaku Ketua Yayasan Purna Bhakti Pertiwi. Padepokan tersebut diresmikan oleh Presiden Suharto pada tahun 1997.
Melalui Padepokan Nasional Pencak Silat Indonesia diharapkan obsesi untuk menjadikan pencak silat sebagai kebanggaan nasional yang juga dihargai dan semakin luas diminati oleh berbagai bangsa lain dapat terwujud secara maksimal. Selengkapnya padepokan ini mempunyai fungsi dan misi sebagai satu kesatuan, yaitu :

a)      Sebagai pusat informasi, prestasi, representasi, edukasi dan promosi mengenai berbagai hal yang menyangkut pencak silat dan nilai-nilainya, baik yang terdapat dan berkembang di Indonesia maupun di mancanegara.
b)      Sebagai pusat di berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usaha melestarikan, mengembangkan dan memasyarakatkan pencak silat beserta nilai-nilainya.
c)      Sebagai sarana dan wahana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan di lingkungan jajaran pencak silat Indonesia dalam kerangka persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
d)      Sebagai sarana dan wahana untuk menegakkan perdamaian dan persahabatan antara jajaran pencak silat Indonesia dengan masyarakat pencak silat di berbagai negara lain dalam rangka ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian, abadi dan keadilan sosial sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
e)      Sebagai sarana dan wahana untuk memasyarakatkan dan membudayakan Prasetya Pesilat Indonesia dan Triprasetya Pesilat dalam rangka pembangunan manusia dan masyarakat dunia yang cinta damai dan persahabatan.

Teknik Pencak Silat

Persiapan Latihan

Tatacara latihan sebenarnya dapat disusun oleh guru. Prinsipnya adalah agar proses latihan berjalan dengantertib dan lancar. Di samping itu sebaiknya ada tata tertib yang sudah disepakati bersama oleh guru dan siswa. Bagi siswa yang melanggar tata tertib tersebut harus diberi sanksi yang mendidik. Diharapkan dengan adanya tata tertib ini secara tidak langsung akan mendidik siswa agar terbiasa berdisiplin. Di bawah ini adalah contoh tatacara latihan.

r        Pembukaan Latihan

Latihan dimulai dengan berdoa. Sikap berdoa bisa dengan sikap duduk atau berdiri yang dipimpin oleh guru atau salah seorang siswa yang ditunjuk oleh guru. Setelah berdoa dilanjutkan penghormatan siswa kepada guru, kemudian dilanjutkan dengan latihan.

r        Pemanasan

Pemanasan dimulai dengan peregangan, dilanjutkan dengan senam. Sebaiknya gerak-gerak pemanasan dipilih gerakan yang diperkirakan akan menunjang gerak pencak silat yang akan diajarkan pada hari itu. Misalnya, jika guru akan melatihkan teknik tendangan, maka peregangan dan senam harus banyak menggunakan kaki. Jika siswa telah menguasai Senaaam Pencak Silat, maka senam tersebut dapat dijadikan materi pemanasan.

r        Pengulangan Materi

Pengulangan materi pelajaran yang telah diajarkan sangat penting untuk lebih memantapkan gerak. Pengulangan harus lebih ditekankan pada gerak-gerak yang esensial, atau materi yang belum dikuasai secara sempurna oleh siswa.
r        Pemberian Materi Baru

Pemberian materi baru dilaksanakan bila siswa sudah cukup menguasai materi yang telah diajarkan. Jadi jangan menunggu sampai siswa menguasai secara sempurna karena untuk menunggu seluruh siswa menguasai materi dengan sempurna sangat sulit.

r        Koreksi dan Evaluasi

Menjelang latihan selesai, sebaiknya diadakan koreksi dan evaluasi untuk mengetahui hal-hal yang dianggap perlu. Misalnya membahas kesulitan siswa dalam menangkap suatu materi, mengulas teknik yang baru diajarkan, dan sebagainya.

r        Penutupan Latihan

Latihan ditutup dengan berdoa. Sikap berdoa bisa dengan sikap duduk atau berdiri yang dipimpin oleh guru atau salah seorang siswa yang ditunjuk oleh guru. Setelah berdoa dilanjutkan penghormatan siswa kepada guru, kemudian siswa bubar dengan tertib.

Beberapa Sikap dalam Latihan

r        Sikap Sempurna

Sikap ini dilaksanakan ketika berbaris.
Berdiri tegak dengan kedua tumit dirapatkan, kedua ujung jari kaki menghadap serong ke luar sehingga pertemuan tumit membentutk sudut kira-kira 90 derajat. Badan tegak, kedua tangan lurus dan dirapatkan di samping badan, pandangan lurus ke depan (gb. 3)

r        Sikap Berdoa

Sikap ini dilaksanakan sebelum dan sesudah latihan. Ada dua jenis sikap berdoa :
(1)   Berdiri
Posisi badan dan kaki sama seperti sikap sempurna, perbedaannya kepala agak menunduk. (gb. 4)
(2)   Duduk
Duduk bersimpuh, kedua tangan disimpan di atas paha, kepala menunduk. (lihat gambar)

r        Sikap Hormat

Sikap ini dilaksanakan pada saat menghormat pelatih, menghormat sesama teman latihan atau menghormat penonton ketika sedang melakukan peragaan. Kedua tepalak tangan dirapatkan di depan wajah dengan jari mengarah ke ata, kedua ibu jari tangan hampir menyentuh dagu. Bisa dilakukan sambil berdiri sikap sempurna atau duduk. (gb. 5)

r        Sikap Istirahat

Sikap ini dilaksanakan ketika beristirahat atau ketika menerima pengarahan.
Ada dua jenis sikap istirahat :
(1)   Berdiri
Kedua kaki dibuka selebar bahu, pergelangan tangan kiri digenggam oleh tangan kanan dan disimpan di bawah pusar.
(2)   Duduk
Duduk bersila, kedua tangan disimpan di atas paha. (gb. 6)

r        Sikap Awal

Sikap ini dilaksanakan ketika akan mengawali suatu gerakan. Posisi kaki dan badan sama dengan sikap sempurna, perbedaannya kedua tangan disimpan di atas pinggang dengan kedua sikut bengkok ke arah belakang. Telapak tangan terbuka dan menghadap ke atas. Pandangan lurus ke depan (gb.7).



























Unsur Teknik Pencak Silat

Kuda-Kuda

Kuda-kuda adalah istilah yang menunjukan posisi kaki tertentu sebagai dasar tumpuan untuk melakukan sikap dan gerakan serang bela. Istilah kuda-kuda ini sering disebut adeg-adeg. Di bawah ini dipaparkan beberapa jenis kuda-kuda serta contoh cara melatihkan kepada siswa. Caa-cara lain mengenai metoda melatih bolah dilakukan oleh guru, asalkan tujuan dapat tercapai yaitu siswa dapat memahami pelajaran dengan baik.

r        Kuda-kuda Sejajar

Kaki kanan dibuka ke samping kanan dengan jari kaki kiri menghadap serong kiri 45 derajat dan jari kaki kanan menghadap serong kanan 45 derajat. Kedua lutut ditekuk, badan menghadap ke depan, dan titik berat badan berada di tengah (gb.8).

r        Kuda-kuda Serong

Kaki kanan dibuka ke arah serong depan membentuk sudut 45 derajat. Jari kaki kiri menghadap serong kiri 45 derajat, jari kanan menghadap serong kanan 45 derajat. Kedua lutut ditekuk, badan agak menyerong ke kanan dengan titik berat badan di tengah (gb.9).

r        Kuda-kuda Soja

Kaki kanan dibuka lurus ke arah depan membentuk sudut 90 derajat. Jari kaki kanan menghadap ke depan, jari kaki kiri menghadap ke kiri. Kedua lutut ditekuk. Badan agak menyerong ke kiri dengan titik berat badan di tengah (gb.10).
r        Kuda-kuda Gilir

Kaki kanan di buka ke samping, jari kaki kanan menghadap ke kanan dan jari kaki kiri menghadap ke depan. Kedua lutut ditekuk, badan agak menyerong ke kanan dengan titik berat badan di tengah (gb.11).

r        Kuda-kuda Silang

Kaki kanan berada di depan, jari kaki kanan menghadap ke kanan sedangkan kaki kiri berada di belakang dengan posisi jinkat. Kedua lutut ditekuk, badan agak menyerong ke kanan dengan titik berat badan di kaki depan (gb.12)

r        Kuda-kuda Silang Belakang

Kuda-kuda ini bentuknya sama dengan kuda-kuda silang, perbedaannya hanya dalam arah hadap. Kuda-kuda silang menghadap ke dapan, sedangkan kuda-kuda silang belakang menghadap belakang (gb.13).

r        Kuda-kuda Rincik

Kaki kanan berada di depan dengan posisi jingkat, kaki kiri berada di belakang dengan jari menghadap ke kiri. Kedua lutut ditekuk, badan agak menyerong ke kiri dengan titik berat badan di kaki belakang (gb.14).
                       
r        Kuda-kuda Gantung

Kaki kanan diangkat di depan badan, tinggi lutut sejajar dengan pinggang. Berdiri dengan kaki kiri dengan jari menghadap ke kiri, badan menghadap ke depan (gb.15)

r        Kuda-kuda Gantung Luar

Kaki kanan diangkat ke samping kiri, tinggi lutut sejajar dengan pinggang, jari kaki menghadap ke kiri. Berdiri dengan kaki kiri dengan jari menghadap ke kiri. Badan menghadap ke kiri, namun pandangan tetap ke depan (gb.16)

r        Kuda-kuda Gantung Jero           

Kaki kanan diangkat ke samping kanan, tinggi lutut sejajar dengan pinggang, jari kaki menghadap ke kanan. Berdiri dengan kaki kiri dengan jari menghadap ke depan. Badan agak menyerong ke kanan (gb.17)

r        Kuda-kuda Deku Gilir

Kaki kanan dibuka ke arah kanan membentuk sudut 180 derajat dengan jari kaki kanan menghadap ke kanan. Kaki kiri berlutut dengan posisi lutut menghadap ke depan. Badan agak menyerong ke kanan dengan titik berat badan di tengah (gb.18).

r        Kuda-kuda Deku Serong

Kaki kanan dibuka ke arah serong kanan membentuk sudut 45 derajat, jari kaki kiri menghadap ke serong kiri dan jari kaki kanan menhadap serong kanan. Kaki kiri berlutut dengan posisi lutut menghadap ke serong kiri. Badan agak menyerong ke kanan dengan titik berat badan di tengah (gb.19)

r        Kuda-kuda Deku Soja

Kaki kanan dibuka lurus ke arah depan membentuk sudut 90 derajat, jari kaki kanan menghadap ke depan, kaki kiri kaki kiri berlutut dengan posisi lutut menghadap ke kiri. Badan agak menyerong ke kiri dengan titik berat badan di tengah (gb.20).           
r        Kuda-kuda Depok

Kaki kanan berada di depan, jari kanan menghadap ke kanan, kaki kiri berada di belakang dengan posisi duduk. Badan menyerong ke kanan (gb.21)

r        Kuda-kuda Depok Belakang

Bentuknya sama dengan kuda-kuda depok, bedanya arah pandang pada kuda-kuda depok belakang adalah ke belakang (gb.22).

Berbagai macam kuda-kuda di atas bisa kita kembangkan lagi dengan cara sebagai berikut :
(1)     Mengubah level atau ketinggian : Tinggi, sedang atau rendah (gb.23a, b, c).
(2)     Mengubah titik berat badan : di kaki kanan, tengah, atau di kaki kiri (gb. 24a, b, c).



















































Soal-soal Submatif I

1.      Istilah lain untuk Pencak Silat yang berkembang di Jawa Barat ialah …………….,……….,……….,……….,……….
2.      Pengertian Pencak Silat menurut “R. ASIKIN” adalah ...........................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
3.      Tuliskan ke empat aspek Pencak Silat ...................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
4.      Uraikan sejarah Pencak Silat sebelum Zaman Penjajahan ......................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
5.      Uraikan sejarah Aliran Cimande ............................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
6.      Tuliskan 3 tujuan didirikan IPSI ............................................................
a. .........................................................................................................
b. .........................................................................................................
c. .........................................................................................................
7.      Apa yang dikmaksud sikap sempurna
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
8.      Apa yang dimaksud dengan kuda-kuda
.............................................................................................................
.............................................................................................................  
9.      Tuliskan macam-macam kuda-kuda
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
10.  Apa yang dimaksud sikap berdoa
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
Langkah

Langkah adalah istilah yang menunjukkan gerak perpindahan kaki dari suatu posisi ke posisi lain. Sebenarnya jenis langkah adalah sebanyak jenis kuda-kuda, karena nama langkah menunjukkan posisi akhir kuda-kuda yang dibentuk oleh proses langkah tersebut. Misalnya berawal dari kuda-kuda serong, kemudian melangkah maju membentuk posisi akhir kuda-kuda soja, maka langkah tersebut dinamakan langkah soja. Namun untuk memudahkan siswa, dalam pelajaran langkah digunakan kuda-kuda  yang sama, seperti yang akan dipaparkan di bawah ini.

r        Langkah Soja
Langkah soja adalah langkah yang membentuk posisi akhir kuda-kuda soja.
Dari sikap awal langkahkan kaki kanan ke depan membentuk kuda-kuda soja kanan, kemudian langkahkan kaki kiri ke depan membentuk kuda-kuda soja kiri. Lakukan beberapa langkah kanan-kiri dan maju mundur (gb. 25).

r        Langkah Serong
Langkah serong adalah langkah yang membentuk posisi akhir kuda-kuda serong.
Dari sikap awal langkahkan kaki kanan ke depan membentuk kuda-kuda serong kanan, kemudian langkahkan kaki kiri ke depan membentuk kuda-kuda serong kiri. Lakukan beberapa langkah kanan-kiri dan maju-mundur (gb. 26).

r        Langkah Silang
Langkah silang adalah langkah yang membentuk posisi akhir kuda-kuda silang.
Dari sikap awal langkahkan kaki kanan ke depan membentuk kuda-kuda soja kanan, kemudian langkahkan kaki kiri ke depan membentuk kuda-kuda silang kiri. Lakukan beberapa langkah kanan-kiri dan maju-mundur (gb. 27).

r         







Share this article :