Friday, July 23, 2010

Home » » meningkatkan produksi ikan mas dengan menggunakan sistem air deras yang memanfaatkan kompan sebagai alternatif dalam pembuatan kolam ikan

meningkatkan produksi ikan mas dengan menggunakan sistem air deras yang memanfaatkan kompan sebagai alternatif dalam pembuatan kolam ikan



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Pembangunan manusia sebagai insan harus dilakukan dalam keseluruhan proses kehidupannya, mulai dari dalam kandungan, bahkan jauh sebelumnya, yaitu dengan memperhatikan tingkat kesejahteraan para calon ibu, bayi, balita, usia sekolah, remaja, pemuda, usia produktif sampai pada usia lanjut. Untuk itu, pembangunan kesehatan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan manusia dalam setiap tahap kehidupan tersebut, sesuai dengan permasalahan kesehatan yang dihadapi dan meningkatkan produktivitas yang selanjutnya akan mempertajam kemampuan daya saing bangsa dalam dunia yang makin ketat persaingannya.
Sehubungan dengan itu, salah satu upaya dalam pembangunan kesehatan adalah peningkatan status gizi masyarakat. Untuk memperoleh kebutuhan gizi tersebut seseorang dapat memperolehnya dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari berupa menu makanan. Untuk masyarakat yang berpendidikan tinggi dan cukup pengetahuan tentang nilai gizi akan terjadi keseimbangan antara kebutuhan psikis dan kebutuhan fisiologis tubuh, sehingga terdapat komposisi hidangan yang memenuhi kepuasan dalam kebutuhan tersebut di samping mempunyai sifat lezat dan nilai gizi yang tinggi (Achmad Djaeni Sediaoetama, 1991 : 12).
Peranan gizi sangat penting bagi tubuh manusia, maka perlu dicari bahan pangan yang bermutu baik serta mudah di dapat. Diantaranya adalah ikan, baik dari hasil tangkapan di laut maupun hasil budidaya. Menurut Budi Santoso (1995 : 11) daging ikan segar ternyata cukup mengandung protein antara 16% - 24%, lemak antara 0,2 % - 2,2 %, unsur mineral, vitamin serta karbohidrat.
Akhir-akhir ini permintaan akan produk perikanan yang memenuhi kebutuhan gizi makin meningkat. Salah satu cara yang bisa menjawab tuntutan kebutuhan gizi itu adalah dengan mengembangkan usaha budidaya ikan. Budidaya ikan sebenarnya sudah lama dikenal banyak orang namun metode yang digunakan masih bersifat tradisional dan sederhana.
Salah satu dari sekian banyak jenis ikan, ikan mas (Cyprinus carpio L.) adalah salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang paling banyak dibudidayakan petani baik budidaya pembenihan, pembesaran di kolam pekarangan ataupun di air deras (running water), karena ikan mas mempunyai prospek yang cerah untuk dibudidayakan. Menurut Heru Susanto dan Agus Rochdianto (1999 : 2 – 3) ikan mas mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis ikan yang lain, yaitu :
1.      Ikan mas digemari oleh banyak orang di Indonesia dan tidak ditabukan meskipun di beberapa daerah masyarakatnya kurang menyukai ikan mas, misalnya Jawa Tengah yang lebih menyukai ikan tawes (Puntius javanicus).
2.      Ikan mas tidak memiliki duri-duri keras seperti ikan nila (Tilapia nilotica) atau duri lembut seperti ikan bandeng (Chanos chanos).
3.      Harganya cukup baik dan stabil.
4.      Ikan mas cepat membesar dan responsif terhadap pemberian makanan tambahan.
5.      Ikan mas dapat ditebar dengan padat penebaran tinggi tanpa resiko kegagalan asalkan tempat penebarannya memiliki cukup oksigen.
6.      Penangkarannya mudah sehingga benih mudah diperoleh dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang memadai.
7.      Pembudidayaannya dapat dilakukan di berbagai media yang berbeda tergantung lahan yang tersedia dan daya dukung alam.
Sampai sejauh ini, teknik pembesaran ikan mas bagi petani masih merupakan soal pelik yang terus berkepanjangan. Kolam yang mereka buat di samping rumah, di sawah atau di mana saja, tidak pernah mereka impikan sebagai sumber penghasilan yang dapat membuat hidup layak. Beternak ikan mas secara tradisional dan sederhana akan terus memperpanjang keluhan bagi para petani ikan. Untuk membesarkan ikan mas dengan ukuran satu kilogram dari benih satu ons, membutuhkan waktu satu tahun lebih. Kalau dihitung biaya yang mereka keluarkan minim sekali, tetapi pada waktu panen hasil yang diperoleh hanya pas-pasan. Hal ini terjadi karena ikan yang ditanam ada yang mati oleh penyakit, ular, dan gangguan lainnya (Pinus Lingga, 1999 : 1).
Oleh karena itu, para petani ikan mas harus mengubah dalam teknik pembesaran ikan, yaitu dari kolam tradisional yang digeluti secara turun temurun menjadi kolam deras. Sistem ini tidak sulit dan tidak rumit untuk dipahami oleh golongan para petani, karena hanya merupakan modifikasi dari sistem lama. Pemeliharaan ikan di kolam air deras sampai saat ini termasuk salah satu cara membesarkan ikan mas yang paling manjur. Karena untuk mencetak benih satu ons menjadi ukuran yang digemari konsumen (satu kilogram per ekor) cuma diperlukan waktu tiga sampai empat bulan (Pinus Lingga, 1999 : 1-2). Salah satu alternatif dalam proses pembuatan kolam air deras adalah dengan menggunakan drum, tetapi untuk skala kecil kita dapat menggunakan kompan dengan volume air 20 liter sampai        40 liter.
Keuntungan dari pemeliharaan ikan dengan sistem air deras adalah untuk menyediakan kandungan oksigen terlarut dalam jumlah yang memadai bagi kebutuhan ikan dan membuang sisa-sisa kotoran hasil metabolisme sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhan ikan.
Sampai saat ini yang paling banyak memanfaatkan jasa kolam air deras baru petani ikan di Jawa Barat. Ada lima kabupaten yang sampai saat ini terkenal menghasilkan ikan mas lewat kolam air deras, yaitu :  Bandung, Sukabumi, Bogor, Tasikmalaya, dan Subang. Propinsi Jawa Barat menduduki urutan teratas sebagai penghasil ikan mas, hampir 75% - 85% produksi ikan mas dalam negeri berasal dari Jawa Barat (Pinus Lingga, 1999 : 2).
Dengan semakin intensifnya usaha budidaya ikan mas tersebut, semakin terasa pula betapa pentingnya peranan makanan. Pada tingkat burayak dan benih, kita perlu mengadakan makanan alami secara massal. Sedangkan pada tingkat pembesaran menjadi ikan konsumsi, kita membutuhkan makanan buatan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan berkesinambungan. Oleh karena itu, masalah pengadaan makanan perlu kita tangani dengan sungguh-sungguh. Karena apabila pengadaan makanan tidak seimbang dengan usaha intensifikasi yang semakin meningkat, maka hasilnya kurang memuaskan.
Kebutuhan makanan itu harus dipenuhi dari luar kolam, yaitu berupa makanan buatan yang kita kenal dengan istilah pakan ikan. Pakan ikan dibuat dari adonan dari beberapa macam bahan baku dan dicetak dalam berbagai bentuk, seperti emulsi, tepung, flag (lempengan kecil), remah, butiran, dan pellet (Abbas Siregar Djarijah, 2000 : 12).
Menurut Ahmad Mujiman (2000 : 101), ada empat keuntungan apabila kita menggunakan makanan buatan, yaitu :
1.      Kita dapat meningkatkan produksi melalui padat penebaran tinggi dan waktu pemeliharaan yang pendek.
2.      Kita dapat memanfaatkan limbah industri pertanian yang berupa sisa-sisa buangan menjadi daging ikan yang lezat dan bergizi tinggi.
3.      Kita sudah tidak perlu lagi mendirikan jamban di atas kolam, selain tidak sedap di pandang mata, kita pun merasa jijik untuk makan ikannya, serta dapat menularkan penyakit (misalnya penyakit cacing).
4.      Rasa daging ikan dapat kita atur sesuai dengan selera kita, yaitu dengan jalan mengatur susunan ramuannya. Apabila kita ingin ikan yang lebih gurih, maka kadar lemak dalam ramuannya kita tambah.
Pada umumnya pakan ikan yang banyak digunakan oleh para petani ikan adalah bentuk pakan yang tidak berbutir, bukan tepung, melainkan potongan-potongan kecil yang disebut pellet. Pellet ukurannya bervariasi dengan garis tengah dua sampai lima milimeter. Pellet ini diramu dari bahan hewani dan nabati yang resepnya disusun berdasarkan kadar protein yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan protein untuk memacu pertumbuhan ikan (Pinus Lingga, 1999 : 44). Untuk ikan mas (ikan mas Majalaya) yang dipelihara dengan sistem air deras (menggunakan kompan) membutuhkan protein tambahan untuk menambah daya responsif terhadap pakan.
Pakan ikan hasil buatan pabrik telah beredar luas di kalangan petani ikan, namun harga yang ditawarkan relatif lebih mahal dibandingkan dengan harga jual ikan hasil produksinya. Harga pellet comfeed tenggelam Rp. 128.000,- dan pellet comfeed terapung Rp. 167.500,-  yang dijual di grosir Tasikmalaya.
Untuk pemberian keong mas sebagai pakan ikan seperti ikan mas banyaknya prosentase keong mas untuk menghasilkan produksi ikan mas (Cyprinus carpio L.) terbaik adalah dengan diberikan keong mas sebanyak 25% s.d. 75% dari jumlah total pakan ikan yang diberikan (Suryana, 2000 : 10). Dengan dasar inilah penulis mencoba meneliti perbedaan berat ikan mas (Cyprinus carpio L.) yang diberi pakan berupa pellet keong mas dengan prosentase yang berbeda.
Dengan adanya pemanfaatan dan pengolahan keong mas menjadi pakan tambahan di samping pakan buatan berupa pellet comfeed yang harganya relatif mahal, diharapkan dapat menjadi solusi bagai para petani ikan untuk meningkatkan produksi ikan mas dengan menggunakan sistem air deras yang memanfaatkan kompan sebagai alternatif dalam pembuatan kolam ikan.

B.     Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi masalah dalam penulisan penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan berat ikan mas (Cyprinus carpio L.) yang diberi makanan pellet keong mas sebagai bahan baku tambahan dengan prosentase yang berbeda dalam sistem air deras (running water sistem) di Desa Sukamanah Ciamis ?”.

C.     Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan yang dimiliki peneliti dari segi waktu, biaya, dan sebagainya, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut :
1.      Ikan mas yang dijadikan objek penelitian adalah ikan mas dengan karakteristik sebagai berikut :
a.       Ikan mas Majalaya.
b.      Mempunyai warna dasar hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap.
c.       Jenis kelamin jantan.
d.      Berumur 9 minggu (63 hari).
e.       Berat awal setiap ekornya 100 gram (1 ons).
f.        Jumlah populasi yang digunakan sebanyak 150 ekor.









Gambar 1. Ikan Mas Majalaya
2.      Media yang digunakan adalah saluran sekunder air sungai Dawuan Leuwi Bungaok.







Gambar 2. Air Sungai Dawuan Leuwi Bungaok
3.      Tempat berupa kompan yang telah dimodifikasi.









Gambar 3. Kompan yang telah dimodifikasi
4.      Pakan yang diberikan berupa pellet comfeed tenggelam dan pellet yang dibuat dari keong mas.








Gambar 4. Pellet Comfeed Tenggelam dan Pellet Keong Mas
5.      Pemberian pellet keong mas sebanyak 25%, 50%, dan 75% dari jumlah total pakan yang diberikan.
6.      Pemberian pakan buatan 6% dari berat tiga ekor ikan mas. Pemberian pakan setiap hari dilakukan empat kali yaitu pukul 06.00, pukul 10.00, pukul 14.00, dan pukul 18.00 WIB.
7.      Penimbangan dilakukan setiap 19 hari sekali dengan tujuan untuk menyesuaikan prosentase pemberian makanan.

D.    Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman atau penafsiran yang berbeda-beda, maka di bawah ini disajikan definisi secara operasional sebagai berikut :
1.      Perbedaan berat ikan mas (Cyprinus carpio L.) dalam penelitian ini yaitu hasil dari pemeliharaan ikan mas umur 63 hari sampai 138 hari dari berat rata-rata    100 gram.
2.      Bahan baku tambahan pellet keong mas adalah makanan buatan dari bahan keong mas yang dicetak sehingga bentuknya merupakan potongan-potongan kecil.
3.        Sistem air deras kompan adalah suatu cara pembesaran ikan dalam kompan yang diairi air deras dengan perbandingan tertentu yaitu untuk menyediakan kandungan oksigen terlarut, pembuangan sisa-sisa makanan, dan kotoran hasil dari metabolisme.

E.     Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan berat ikan mas (Cyprinus carpio L.) yang diberi makanan pellet keong mas sebagai bahan baku tambahan dengan prosentase yang berbeda dalam sistem air deras (running water sistem) di Desa Sukamanah Ciamis.

F.      Kegunaan Penelitian

1.      Untuk dapat diterapkan sebagai bahan pengayaan dalam pelajaran Biologi SMU kelas II, khususnya pada konsep Pertumbuhan dan Perkembangan.
2.      Dapat memberikan sumbangan dan manfaat bagi masyarakat petani ikan mas di Desa Sukamanah Ciamis tentang bagaimana memelihara ikan mas sistem air deras (running water sistem) dengan menggunakan kompan.
3.      Dapat membuat jenis pakan buatan yang baik dan sederhana dengan memanfaatkan keong mas.
Share this article :