Friday, July 23, 2010

Home » » Apakah terdapat perbedaan berat kepiting bakau (Scylla serrata Forskal) pada beberapa kepadatan populasi dalam keramba

Apakah terdapat perbedaan berat kepiting bakau (Scylla serrata Forskal) pada beberapa kepadatan populasi dalam keramba



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Kepiting bakau (Scylla serrata Forskal) yang dikenal juga dengan kepiting lumpur banyak dijumpai di perairan Indonesia terutama perairan payau yang banyak ditumbuhi tanaman bakau. Kepiting ini disenangi masyarakat karena selain rasanya yang lezat juga kandungan nutrisinya sejajar dengan Crustacea lain, udang dan rajungan misalnya. Oleh karena itu jenis ini banyak diminati baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Dalam rangka pengembangan ekspor nonmigas dari sektor perikanan khususnya hasil budidaya air payau selain udang windu, kepiting bakau juga mempunyai prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan nilai ekonomisnya cukup tinggi.
Sampai saat ini permintaan pasar kepiting bakau pada umumnya masih dipenuhi dari hasil usaha penangkapan dari alam dan hasil usaha budidaya yang kontinuitas produksinya belum menentu. Yang menjadi permasalahannya adalah belum ditemukannya teknik budidaya kepiting bakau yang tepat. Oleh karena itu, menurut Mardjono dan Arifin (1992 : 15), budidaya kepiting secara besar-besaran masih dihadapkan pada pelbagai kesulitan terutama dalam pengadaan benih yang masih tergantung dari alam dan pengaturan kepadatan populasi penebarannya.
Menurut Arifin (1993 : 30), ketidaktepatan penebaran akan dapat mengakibatkan menurunnya kelangsungan hidup dan mempengaruhi pertumbuhannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berat kepiting bakau salah satunya tergantung pada kepadatannya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka informasi yang tepat mengenai kepadatan sangat diperlukan. Tetapi, sampai sejauh ini belum ada keseragaman dalam hal kepadatan untuk budidaya kepiting bakau. Menurut Muhtar (1998 : 5), untuk memelihara kepiting di dalam keramba, dianjurkan tiga sampai empat ekor permeter kubik dengan frekuensi pemberian pakan dua kali sehari yaitu pagi dan sore dapat menghasikan pertumbuhan yang baik dengan kondisi air tambak tetap terpelihara.

B.     Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi oleh beberapa masalah sebagai berikut :
1.      Jenis kepiting yang diteliti adalah kepiting bakau (Scylla serrata Forskal), berjenis kelamin betina, dengan lebar karapaks 8 cm, berwarna hijau kehitaman, dan mempunyai berat awal setiap ekornya 100 gram.
2.      Frekuensi pemberian pakan adalah sebanyak dua kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 06.00 – pukul 07.00 WIB dan menjelang terbenamnya matahari pukul 17.00 – pukul 18.00 WIB (Kuntiyo, dkk., 1994 : 22).
3.      Dosis pemberian pakan yaitu 12% dari berat awal badan perhari pada bulan pertama (Kuntiyo, dkk., 1994 : 22).
4.      Padat penebaran yang digunakan adalah sebagai berikut :
a.       Kepadatan 2 ekor/m3
b.      Kepadatan 3 ekor/m3
c.       Kepadatan 4 ekor/m3
d.      Kepadatan 5 ekor/m3
Pada penebaran ini merupakan penambahan dan pengurangan yang digunakan oleh Muhtar (1998 : 5), yaitu tiga sampai empat ekor permeter kubik
5.      Tempat yang digunakan adalah keramba bambu sebanyak 24 buah yang berukuran sama, yaitu 1 m x 1 m x 1 m perbuah.
6.      Pakan yang digunakan adalah ikan rucah segar.
7.      Parameter utama yang diukur dalam penelitian ini adalah berat badan.
8.      Berat badan kepiting bakau (Scylla serrata Forskal) diukur dalam satuan gram.
9.      Parameter penunjang yang diukur dalam penelitian ini adalah suhu, salinitas, pH, dan oksigen terlarut air tambak. Menurut Kontiyo (1994 : 23), pemantauan kualitas air sebaiknya dilakukan secara tertatur yaitu setiap satu minggu sekali. Dalam penelitian ini akan dilaksanakan setiap pukul 09.00 WIB.
10.  Penelitian ini dilakukan selama satu bulan (selama 30 hari).

C.     Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
“Apakah terdapat perbedaan berat kepiting bakau (Scylla serrata Forskal) pada beberapa kepadatan populasi dalam keramba?”

D.    Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan berat kepiting bakau (Scylla serrata Forskal) pada beberapa kepadatan populasi dalam keramba.

E.     Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan :
1.      Dapat dijadikan sumber informasi tambahan bagi siswa SMU kelas 2 pada konsep pertumbuhan dan perkembangan.
2.      Dapat memberikan sumbangan informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pengetahuan perikanan.
3.      Dapat memberikan sumbangan informasi dan pedoman bagi petani tambak tentang kepadatan optimal pada budidaya kepiting bakau (Scyla serrata Forskal) dalam keramba.

F.      Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1.      Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepadatan populasi dalam keramba sebagai variabel bebas dan berat kepiting bakau (Scylla serrata Forskal) sebagai variabel terikat.
2.      Definisi Operasional Variabel
Supaya tidak terjadi salah penafsiran, maka beberapa pengertian didefinisikan secara operasional sebagai berikut :
a.       Perbedaan berat kepiting bakau dalam penelitian ini adalah perbedaan berat rata-rata dari berat badan kepiting bakau (Scylla serrta Forskal) yang diberi kepadatan populasi yang berbeda dalam keramba selama satu bulan penelitian.
b.      Kepiting bakau dalam penelitian ini adalah ketam yang hidup di hutan bakau berkaki sepuluh, dua diantaranya berupa capit yang tajam, punggungnya berwarna hijau kehitaman selebar telapak tangan, dan dapat dimakan.
c.       Kepadatan populasi dalam keramba dalam penelitian ini adalah jumlah kepiting bakau (Scylla serrta Forskal) yang ditebar dengan tingkat yang berbeda dalam wadah pemeliharaan, yaitu sebagai berikut :
1)      Kepadatan 2 ekor/m3
2)      Kepadatan 3 ekor/m3
3)      Kepadatan 4 ekor/m3
4)      Kepadatan 5 ekor/m3
d.      Populasi dalam penelitian ini adalah kumpulan kepiting bakau (Scylla serrta Forskal) yang menghuni keramba.
e.       Keramba dalam penelitian ini adalah wadah berupa kotak dari bilah bambu untuk pemeliharan kepiting di tambak dengan ukuran 1 m x 1 m x 1m.

Share this article :