Friday, July 23, 2010

Home » » skripsi bab 1 Apakah terdapat korelasi antara status gizi anak laki-laki kelompok umur 6-8 tahun dengan status ekonomi orang tua

skripsi bab 1 Apakah terdapat korelasi antara status gizi anak laki-laki kelompok umur 6-8 tahun dengan status ekonomi orang tua


BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Pembangunan yang diselenggarakan oleh bangsa Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya, yang meliputi semua segi kehidupan masyarakat, termasuk didalamnya bidang kesehatan.  Pemerintah dalam upayanya mencapai “Sehat untuk semua pada Tahun 2001” telah menetapkan program bahwa, pembangunan kesehatan masyarakat ditujukan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mewujudkan derajat sehat yang optimal, termasuk upaya pembinaan gizi keluarga.
 Upaya perbaikan gizi di Indonesia menduduki peranan penting dalam pembangunan kesehatan. Sumbangannya tidak hanya berarti bagi upaya pengurangan tingkat kesakitan dan kematian, tetapi lebih pada pertumbuhan dan pengembangan mutu manusia. Gizi telah diketahui sebagai salah satu faktor yang mendasari derajat kesehatan manusia termasuk kesehatan keluarga dan program tersebut, tidak lain untuk memperbaiki status gizi seluruh anggota keluarganya.
Gizi bukanlah masalah yang berdiri sendiri. Kesadaran akan adanya masalah gizi, baik perorangan ataupun kelompok, baru mulai dirasakan apabila dijumpai gangguan kesehatan pada yang bersangkutan. Oleh karena itu, kami berpendapat bahwa kesehatan dan gizi erat kaitannya dengan masalah lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini kita akan mencari bagaimana keterkaitan antara status gizi anak dengan status ekonomi orang tua. Sediaoetama (1989 : 12) mengungkapkan bahwa, “Tinggi  rendahnya  status gizi seseorang akan sangat tergantung pada keadaan sosial, tingkat pendapatan ekonomi, dan tingkat pengetahuan seseorang”. Oleh karena itu, sebagai petunjuk kualitas konsumsi zat  gizi masyarakat, diantaranya dapat dilihat dari status gizi anak balita atau anak usia Sekolah Dasar kelas I dan kelas II yang berusia berkisar  6-8 tahun.

Dari sudut pandang  kajian  Psikologi Perkembangan, anak  usia  6-8 tahun merupakan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk dibentuk menjadi manusia produktif pada masa yang akan datang.  Untuk itu diperlukan perhatian yang lebih mendalam, guna membantu proses pertumbuhan dan perkembangan periode masa tersebut. Sumber daya manusia yang berkualitas, harus diupayakan sedini mungkin sejak masa konsepsi. Salah satu yang menjadi perhatian khusus akan hal itu, adalah melalui upaya meningkatkan status gizi keluarga. Oleh karena itu zat gizi termasuk hal paling penting yang dibutuhkan, karena dapat berpengaruh besar terhadap tingkat dan analisis pertumbuhan kecerdasan anak pada masa yang akan datang. Apabila kekurangan zat gizi dalam waktu yang lama, maka dapat mengakibatkan hal-hal buruk,  yang dapat mempengaruhi kualitas  pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam hal ini, tentu saja pengaruh gizi terhadap kecerdasan akan sangat berpengaruh besar terhadap pendidikan. Untuk itu perlu sekali perhatian yang sangat besar terhadap gizi seseorang karena seperti telah dijelaskan diatas, pada akhirnya nanti akan berpengaruh terhadap masa depan dirinya sendiri atau bahkan pada masa depan bangsa.


Dari hasil penelitian (Thaib,1996 : 7), dilaporkan bahwa: “Status gizi kurang pada anak laki-laki cukup tinggi sekitar 42,2 % dan untuk anak perempuan 36,7 %, khususnya pada usia pra sekolah, dengan menggunakan  interprestasi berat badan per tinggi badan atau berat badan per umur dan tinggi badan per umur, sesuai dengan standar WHO‘’.
Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Moersintowati (1993 : 35) di Sidoarjo Jawa Timur melaporkan bahwa, “Status ekonomi dan status pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap status gizi anak usia SD”. Berdasarkan fakta empirik tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk menelaah lebih lanjut permasalahan status gizi anak usia 6-8 tahun, khususnya di Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.  Kajian tentang status gizi anak ini dirasakan sangat penting, karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Seperti yang diungkapkan oleh Sediaoetama (1989 : 2) sebagai berikut: “Zat-zat gizi harus ada semua dan kwantumnya memenuhi yang dibutuhkan oleh tubuh”.
Sugiyanto (1993 : 25) mengemukakan bahwa, “Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan upaya yang penting dalam komponen keseluruhan dari upaya nasional untuk meningkatkan kualitas hidup anak yang pada gilirannya nanti akan menjadi generasi muda penerus bangsa”.  Dari  ungkapan tersebut,  dapat diasumsikan bahwa kualitas  pertumbuhan dan perkembangan pada  siklus kehidupan yang akan datang, sangat dipengaruhi oleh kualitas kehidupan pada masa kanak-kanak yang berkecukupan zat gizinya.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut di atas, maka sangatlah penting untuk  memperoleh data tentang korelasi status gizi anak usia Sekolah Dasar, dan mengetahui status ekonomi orang tua yang berhubungan dengan hal tersebut. Untuk memperoleh data tentang hal yang termaksud di atas, maka peneliti mengadakan studi observasional  dengan  menggunakan paradigma tumbuh kembang anak.

B.     Perumusan  Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. Apakah terdapat korelasi antara status gizi anak laki-laki kelompok umur 6-8 tahun dengan status ekonomi orang tua?
C.     Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam segi waktu, biaya, tenaga,  dan sebagainya, maka ruang lingkup permasalahan ini dibatasi sebagai berikut:
1.      Topik penelitian adalah tentang  korelasi status  gizi anak pada kelompok usia 6-8 tahun atau kelompok usia SD beserta status ekonomi orang tua yang berhubungan dengan hal tersebut.
2.      Metode: metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi  melalui  teknik observasional.
3.      Variabel penelitian
a.    Variabel  bebas terdiri dari: status ekonomi orang tua sampel.
b.    Variabel terikat adalah:  status gizi siswa  kelas I dan II usia 6-8 tahun.
4. Pengambilan lokasi penelitian dipusatkan pada  Sekolah Dasar Negeri Sambongpermai yang berada pada lingkup Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
5.      Pemilihan  lokasi SD Negeri Sambongpermai Kecamatan Mangkubumi dilakukan secara purposif area. Hal ini didasarkan pertimbangan efisiensi dan efektivitas peroleh data.  Sampel penelitian adalah seluruh siswa kelas I dan kelas II  yang berumur 6-8 tahun.
D.    Definisi  Operasional
Untuk menghindari kesalahan  penafsiran  dalam judul penelitian, perlu dijelaskan beberapa istilah secara operasional sebagai berikut :
1.      Yang dimaksud dengan korelasi status gizi adalah gambaran mengenai keadaan gizi seseorang yang ditentukan dengan rumus IMT ( Indeks Masa Tubuh ).
2.      Status gizi adalah suatu keadaan gizi seseorang  yang ditentukan dengan indikator rasio  dalam meter (Depkes, 1995 : 12)
3.      Status ekonomi orang tua meliputi :
Pendapatan orang tua adalah penghasilan orang tua untuk biaya hidup sekeluarga tiap bulan. tingkat pendapatan masyarakat dapat digunakan sebagai ukuran kesejahteraan masyarakat di wilayah yang bersangkutan. Untuk mengetahui data pendapatan masyarakat maka digunakan data mengenai pengeluaran yang dianggap dapat mewakili dari pendapatan.
Menurut Nursid Sumaatmaja (1980 : 101) mengemukakan bahwa tingkat pendapatan masyarakat rata-rata perkapita yaitu :
20% Jumlah penduduk dengan pendapatan tertinggi 53%
40% Jumlah penduduk dengan pendapatan menengah 32%
40% Jumlah penduduk dengan pendapatan terendah 15%
Sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut :
53/100 X 1.611.460,98 = 854.074,31 ® ³ 850.000                   kriteria A
32/100 X 1.611.460,98 = 515.667,13 ® 515.000 s/d 850.000   kriteria B
15/100 X 1.611.460,98 = 241.719,14 ® 240.000 s/d 515.000   kriteria C
Keterangan :
Kriteria A status ekonomi tergolong Tinggi
Kriteria B status ekonomi tergolong Sedang
Kriteria C status ekonomi tergolong Rendah
Rp. 1.611.460,98 merupakan tingkat pendapatan masyarakat wilayah Tasikmalaya kota.
Dari perhitungan di atas, maka pendapatan masyakat dikelompokkan sebagai berikut :
  1. Rp. 850.000,- Lebih/bulan                     kriteria Tinggi
  2. Rp. 515.000,- – Rp. 850.000,-/bulan     kriteria Sedang
  3. Rp. 240.00,- – Rp. 515.000,-/bulan       kriteria Rendah     
Sumber : Nursid Sumaatmaja
E.     Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1.      Mengetahui mengenai korelasi status gizi anak usia 6-8 tahun di kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya; dan
2.      Mengetahui sejauh mana korelasi antara status gizi anak dengan status ekonomi orang tua.
F.      Kegunaan Penelitian
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah bagi masyarakat tentang pertumbuhan anak usia 6-8 tahun yang sangat ditentukan oleh status gizi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
1.      Memberikan petunjuk bagi masyarakat untuk meningkatkan status gizi anaknya sejak usia dini.
2.      Sebagai bahan pertimbangan penentuan status gizi anak usia 6-8 tahun berdasarkan rasio perbandingan berat badan per tinggi badan.






Share this article :